Jogja
Selasa, 10 Maret 2015 - 06:22 WIB

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Yoni Ditemukan, Ini Tindakan BPCB DIY

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Candi Sukuh (ilustrasi/JIBI/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

Bangunan cagar budaya berupa Yoni segera diamankan BPCB.

Harianjogja.com, BANTUL– Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY mengamankan benda yang diduga cagar budaya berupa “yoni” yang ditemukan warga di wilayah Godekan Brajan, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Advertisement

“Jadi ini dalam rangka pengamanan, (benda) kami selamatkan ke kantor dan nanti ada rapat tim analisis untuk menentukan nilai pentingnya,” kata Staf Perlindungan BPCB DIY, Antar Nugroho usai mengamankan benda tersebut di Bantul, Senin (9/3/2015).

Menurut dia, benda yang ditemukan berupa “yoni” dengan ukuran 76 cm kali 69,5 cm tersebut diduga berasal dari “prasasti yoni” zaman Mataram Hindu, namun pihaknya masih belum dapat memastikan karena masih akan meneliti benda yang ditemukan warga beberapa waktu lalu.

“(Diduga) perwujudan dari dewa siwa, namun biasanya ‘yoni’ ditemukan posisinya lengkap dengan ‘lingga’, namun ini ‘lingga’-nya sudah tidak ada, makanya kami analisis ke kantor dulu,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya masih memperkirakan bahwa benda diduga cagar budaya tersebut bertransformasi dari tempat lain dan berhenti di sekitar penemuan tersebut, karena lingga yang ada ukurannya tidak cocok dengan ‘yoni’ tersebut.

“Makanya ini perlu penelitian lebih lanjut dan dianalisis, karena kalau hanya sebatas dan sepotong segini kami tidak dapat bercerita lebih banyak lagi karena datanya terbatas, sementara informasinya baru itu,” katanya.

Antar mengatakan, sebelumnya pada sekitar tahun 2008 ditemukan arca atau patung Agastya oleh warga ketika membuat sumur di sekitar penemuan ‘yoni’, dan juga diperkirakan telah bertranformasi dari tempat lain dan berhenti di tempat tersebut.

Advertisement

“Temuan saat itu diperkirakan telah bertransformasi karena terbawa arus atau apa, kemudian berhenti di sini, namun kalau ini (yoni) dari zaman Mataram Hindu,” katanya.

Namun demikian, kata dia, meski telah ditemukan benda diduga cagar budaya tersebut, pihaknya tidak akan melakukan ekskavasi di lokasi penemuan tersebut, karena di sekitar lokasi akan digunakan untuk membangun fasilitas sekolah.

“Kami hanya melakukan penggalian untuk mengecek area steril di bawahnya, cuma itu, karena sudah untuk kepentingan sekolah. Jadi ini dalam rangka penyelamatan pengamanan benda vagar budaya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif