Jogja
Kamis, 26 Juli 2012 - 10:56 WIB

BANGUNAN ISLAM: Syuhada, Masjid Nasioanalis dan Islami

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Selain Masjid Gedhe Kauman, di Jogja ada juga masjid yang memiliki nilai sejarah, yakni Masjid Syuhada.

Masjid Syuhada yang terletak di daerah Kota Baru ini dibangun pada 20 September 1952. Ini merupakan masjid pemberian Presiden Soekarno kepada para pejuang kemerdekaan yang bertempur di Jogja.

Advertisement

Cucu Cahyana, Staf Kesekretariatan Masjid Syuhada menceritakan, saat itu, di Kota Baru, Jogja tidak terdapat masjid. Padahal Kota Baru adalah markas pejuang RI. Oleh karenanya, Presiden Soekarno ingin memberikan hadiah tersebut kepada pejuang.

” Ketika ibukota RI dipindah ke DIY, daerah Kota Baru dikenal sebagai tempat markas pejuang RI. Waktu itu, ketika melakukan ibadah,pejuang  RI terpaksa beribadah di halaman gereja Kristen yang ada di sekitar sini,” papar Cucu kepada Harian Jogja belum lama ini.

Advertisement

” Ketika ibukota RI dipindah ke DIY, daerah Kota Baru dikenal sebagai tempat markas pejuang RI. Waktu itu, ketika melakukan ibadah,pejuang  RI terpaksa beribadah di halaman gereja Kristen yang ada di sekitar sini,” papar Cucu kepada Harian Jogja belum lama ini.

Nama Syuhada sendiri dicetuskan oleh Haji Benjamin yang merupakan tokoh pemuda pejuang Islam. Sesuai dengan namanya syuhada itu, masjid tersebut didirikan sebagai monumen peringatan para pahlawan.

Sejumlah tokoh pahlawan yang menggunakan masjid ini di antaranya adalah Soekarno, Mr.Assaat, Sri Sultan HB IX, RH Benyamin, Letkol Soeharto, Hamka, serta Abdulkahar Muzakkir.

Advertisement

Selain simbol nasionalis, masjid ini  juga memiliki simbol religius yang khas, seperti 20 ventilasi di ruang bawah yang menandakan 20 sifat Allah, 6 jendela di tempat salat pria sebagai simbol rukun iman, 5 ventilasi di tempat khusus iman sebagai simbol hukum Islam, dan 2 tiang penyangga  di mushola putri sebagai simbol syahadat lain.

Menariknya lagi, masjid ini menyerupai Taj Mahal. Hal ini karena Soekarno tertarik pada bangunan megah. Permintaan Soekarno itu dikabulkan, dan masjid ini akhirnya dibangun menyerupai Taj Mahal.Gayaarsitekturnya pun memadukangayaCandi Borobudur dengan arsitektur lapis tingkat.

“Masjid Syuhada merupakan masjid termegah di Jogja kala  itu dibandingkan lainnya. Saat itu masjid ini sudah memiliki fasilitas lengkap seperti speaker, perekam suara, dan lainnya. Masjid ini pun menjadi cikal bakal berdirinya masjid Istiqal Jakarta,” terangnya.

Advertisement

Sejak 2002, Cucu menjelaskan masjid ini ditunjuk sebagai objek wisata religius serta benda cagar budaya di Jogja. Bagi umat Islam, masjid ini juga merupakan tempat pendidikan dan dakwah. Di sini terdapat jenjang pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Kata Cucu, pendidikan dan dakwah bagi umat Islam pun bersifat multikultur. Artinya, para pengajarnya pun berasal dari lintas ormas. Hal ini menjadi simbol bahwa masjid ini terbuka dengan berbagai macam pengetahuan agama Islam.

Setiap harinya masjid ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik yang ingin belajar agama Islam atau sekadar melihat bangunan cagar budaya ini. Lebih lagi di bulan Ramadan, masjid ini selalu mengadakan tradisi takjil buka puasa bersama.

Advertisement

 

Advertisement
Kata Kunci : Islam Kotabaru Syuhada
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif