Harianjogja.com, KULONPROGO – Banjir yang terjadi di Kulonprogo kali ini berbeda dengan sebelumnya. Suli, 24, warga Pedukuhan III, Desa Wahyuharjo, Kecamatan Lendah mengaku banjir kali ini terlihat berbeda karena sudah datang dua kali. “Biasanya hanya sekali yang sampai merendam rumah seperti ini,” ujarnya, Kamis (9/1/2014).
Kendati demikian, ia tidak berbuat banyak karena air sudah mulai surut. Konidisi banjir paling parah kali ini terjadi di Pedukuhan I Kemendung, Desa Gotakan, Kecamatan Panjatan. Selain menggenangi rumah warga, air juga menggenangi halaman Polsek dan Koramil Panjatan.
Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius
Salah satu warga, Adam Sumarno, 50, menyebutkan, setidaknya terdapat 20 rumah warga di pedukuhannya yang terendam hingga air masuk dalam rumah. “Ketinggian air di dalam rumah bervariasi,” katanya.
Sahat, 45, warga lainnya mengungkapkan, hujan deras terjadi hampir semalaman dari sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Akibatnya, Sungai Haisero tidak muat menampung air sehingga meluber ke pekarangan dan rumah warga.
“Mulai banjir sejak pukul 04.00 WIB kemudian mulai masuk rumah saya pukul 07.30 WIB,” ungkap Sahat yang terpaksa mengamankan sebagian barang-barang rumah tangganya di tempat yang tinggi.
Ia berharap, pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi banjir di wilayahnya yang selalu berulang setiap musim penghujan. Menurutnya, wilayah Gotakan memang rawan banjir dan setiap tahun selalu langganan kebanjiran.