Jogja
Senin, 20 Januari 2014 - 23:44 WIB

BANJIR LAHAR : Penambang Manual Masih Beraktivitas

Redaksi Solopos.com  /  Sugeng Pranyoto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Meski terjadi insiden banjir lahar hujan menewaskan dua penambang tapi belasan truk dan puluhan penambang pasir manual masih beroperasi di Gendol, Dusun Jambong, Kepuhharjo, Cangkringan, Senin (20/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN –  Meski suah ada korban jiwa, penambangan di areal Dusun Jambon, Desa Kepuhharjo, Cangkringan yang berjarak sekitar satu kilometer dari Kaliadem tetap berjalan.

Pada Senin (20/1/2014) siang sedikitnya ada 11 unit truk berada di dalam sungai ini untuk menunggu diisi pasir. Mereka sebagian besar berpelat nomor dari luar DIY. Serta tidak kurang dari 65 orang melakukan aktivitas penambangan pasir dengan alat manual.

Advertisement

Aktivitas penambangan pasir bisa disaksikan secara seksama dari kawasan wisata “Batu Alien” Jambon.
Para penambang bergerombol secara rombongan sekitar lima orang baik pria maupun wanita mengerubuti setiap truk yang menyerupai mobil mainan jika dilihat dari atas tebing Gendol setinggi sekitar 60 meter. Mereka semuanya melakukan aktivitas yang sama. Mengisi bak truk pasir menggunakan sekop ukuran kecil.

Mereka tidak menghiraukan meski luapan banjir lahar hujan juga melewati lokasi tersebut. Bahkan masih ada sisa-sisa lekukan pasir berair di kawasan itu sebagai pertanda seusai terjadi banjir lahar hujan. Alasan perut tentu menjadi dasar bagi mereka untuk bersikukuh menambang.
Kawasan penambangan Jambon sedikit berbeda dengan sebelum diterbitkannya SK Bupati Sleman tentang penghentian normalisasi. Jambon sebelumnya menjadi lokasi strategis untuk mengambil pasir.

Biasanya hingga ratusan truk mengantre berhari-hari untuk bisa masuk ke dalam Gendol kawasan Jambon yang harus melalui pintu sejenis retribusi. Kemarin kawasan ini agak sepi. Kendati demikian, di dalam Sungai Gendol tersebut masih ada aktivitas penambangan pasir manual.

Advertisement

“Alat berate sampung mboten wonten,” ujar dua perempuan yang berjalan keluar dari Gendol saat ditanya. Keduanya perempuan berumur sekitar 40 tahun itu mencoba memastikan bahwa sudah tidak ada alat berat yang beroperasi di kawasan Jambon. Mereka berjalan ke atas menuju bibir Gendol untuk pulang ke rumah seusai menambang secara manual.

Hanya saja tak jauh dari Jambon, yakni hanya sekitar 200 meter saja masih terparkir setidaknya lima unit alat berat. Dan masih ada di lokasi lain kawasan itu dengan menambang lahan pasir milik warga.  Kepala Desa Kepuhharjo, Heri Suprapto sendiri tidak bisa memastikan keberadaan alat berat itu tidak masuk ke Gendol.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif