Jogja
Rabu, 3 Desember 2014 - 06:20 WIB

Banjir Rendam Pemukiman di Dusun Gelondong, Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi luapan air banjir (Onlyhdwallpapers.com)

Harianjogja.com, BANTUL- Banjir kiriman merendam Dusun Gelondong, Desa Bangunharjo, Sewon Bantul, setelah hujan mengguyur wilayah puncak Gunung Merapi pada Senin (1/12/2014). Rusaknya bronjong penahan luapan sungai Code memperparah banjir.

Banjir mulai terjadi sejak pagi hingga Senin malam. Musiah, 57 warga Dusun Gelondong mengungkapkan, luapan air sungai Code yang melintasi dusunnya merendam sedikitnya 10 rumah yang berada dekat dengan sungai. “Ketinggiannya sampai selutut,” ungkap Musiah ditemui Selasa (2/12/2014).

Advertisement

Air yang masuk ke pemukiman warga semakin besar akibat bronjong penahan luapan sungai Code yang ada di wilayah itu rusak. Kerusakan bronjong tercatat sekitar 20 meter. Sebagian lainnya sudah hilang ditelan arus sungai Code. “Bronjong ini sudah rusak semua, yang di sini sudah turun dua meter, yang di sebelah sana terpaksa saya tahan bronjongnya pakai bambu,” paparnya.

Menurut Musiah, sejak musim hujan November lalu, sudah lima kali air sungai Code meluap ke pemukiman penduduk. Hingga saat ini, belum pernah ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur bronjong maupun mengevakuasi korban banjir. Padahal menurut dia, sudah dua kali warga Dusung Glondong dilibatkan pemerintah dalam kegiatan simulasi bencana banjir.

Namun bagaimana sistem peringatan dini dilakukan warga, Musiah mengaku tidak tahu.

Advertisement

“Saya sudah dua kali simulasi, disuruh lari-lari, tapi enggak tahu kalau ada banjir harus bagaimana. Yang diajari itu anak saya,” paparnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengaku tidak tahu bila bronjong penahan banjir sungai Code di Bangunharjo rusak parah. Ia berjanji akan meninjau ke lapangan.

“Kami akan cek ke lapangan, dan akan saya sampaikan ke Dinas Sumber Daya Air [SDA] untuk ditindaklanjuti, karena bronjong ini yang membangun SDA,” jelas Dwi.

Advertisement

Menurut dia, BPBD sebelum musim hujan telah melakukan persiapan menghadapi bencana banjir melalui berbagai simulasi.

“Tapi masalahnya itu kan warga juga banyak yang tinggal di pinggir sungai, jadi kalau meluap otomatis kena,” imbuhnya. Di Bantul, warga Kecamatan Sewon hingga Jetis yang tinggal di pinggir sungai Code berpotensi besar dilanda banjir saat musim hujan ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif