Jogja
Selasa, 21 Januari 2014 - 17:10 WIB

Banyak Bocor, Bendung Kaliduren Tak Berfungsi Optimal

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendung Kaliduren di Desa Purwoharjo Samigaluh Kulonprogo. (JIBI/Harian Jogja.Arif Wahyudi)

Harianjogja.com, KULONPROGO —Pemerintah Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh menilai pembangunan Bendungan Kaliduren kurang optimal. Imbasnya, bendungan yang dibangun sejak 2009 tersebut hingga kini justru tidak dapat berfungsi menjaga ketersediaan air saat kemarau.

Kepala Desa Purwoharjo, Joko Martono menjelaskan, kurang berfungsinya bendungan lantaran limpahan air justru merembes ke dalam tanah serta tebing-tebing yang berada di sekitarnya.

Advertisement

Seharusnya, menurut dia, ada pelapis membran atau cor semen pada dasar bendungan saat pembangunan awal dulu. Dengan cara itu, suplai air akan selalu ada setiap kali musim kemarau karena rembesan air dapat tertahan lapisan.

“Jangankan musim kemarau, saat hujan tinggi seperti saat ini saja air di situ akan cepat habis. Semuanya merembes ke tanah. Jadi ya bendungan itu mubazir,” ujarnya, Senin (20/1/2014).

Lebih lanjut Joko menuturkan, bendungan tersebut berfungsi untuk menjaga debit air bagi pertanian ketika musim kemarau.

Advertisement

Bendungan tersebut kewenangannya berada pada Balai Besar Sungai Serayu Opak. Sayang, tutur Joko, konon kontraktor proyek tidak profesional dalam pekerjaannya sehingga akhirnya bendungan kurang berfungsi.

“Setelah itu kontraktornya kabur sepertinya. Lah pekerjaannya saja waktu itu tidak selesai, akhirnya Balai Besar tetap menfungsikan apa adanya seperti ini,” tandasnya.

Bendungan Kaliduren tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyedia air saat kemarau saja. Lebih dari itu, ada potensi wisata yang ingin dikembangkan di bendungan itu.

Advertisement

Di area bendungan terdapat sebuah plakat bertuliskan kawasan wisata. Ada pula sejumlah toilet umum guna melengkapi kawasan wisata pada umumnya. Sayang, toilet umum itu baru setengah jadi dan tidak dilanjutkan pengerjaannya.

Suratman, 45, salah satu warga merasa khawatir rembesan air dari bendungan akan mengakibatkan tebing di area itu menjadi terkikis hingga akhirnya longsor. Dia berharap dinas terkait secepatnya melakukan pengecoran dasar bendungan s ehingga air tidak merembes lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif