Jogja
Senin, 13 Februari 2012 - 09:42 WIB

Baru Naik Moge Kalau Kemiskinan Sudah Sirna

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet dan vespanya (HARIAN JOGJA/ANDREAS TRI PAMUNGKAS)

Slamet dan vespanya (HARIAN JOGJA/ANDREAS TRI PAMUNGKAS)

Usai menyantap soto, hidangan penutup Ngopi Bersama Bupati Bantul di Komando Distrik Militer (Kodim) 0729 Bantul Sabtu (11/2) lalu, Slamet Bagya mengambil sepeda motor vespa keluaran 1960-an di parkiran.

Advertisement

Tak berselang lama, Riyantono, Sekretaris Daerah Pemkab Bantul juga meninggalkan tempat jamuan makan prasmanan menuju tempat dia memarkirkan mobil dinas bermerk Honda CRV, yang belum lama ini digantinya dengan pelat hitam.
Slamet sempat diejek seorang tamu undangan yang menghampirinya. Kenapa Slamet,yang seorang Ketua Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Bantul dan anggota DRPD Bantul mau-maunya mengendarai vespa untuk menghadiri undangan resmi semacam itu.

Tak mentereng sedikitpun. Slamet seakan ora mbejaji, apalagi dengan kebiasaan mengendarai vespa itu, kulitnya terbakar sengatan matahari dan lusuh karena polusi udara sering menerpa wajahnya.

Advertisement

Tak mentereng sedikitpun. Slamet seakan ora mbejaji, apalagi dengan kebiasaan mengendarai vespa itu, kulitnya terbakar sengatan matahari dan lusuh karena polusi udara sering menerpa wajahnya.

Tampilan Slamet tak senecis Toni,sapaan akrab Sekda. Wajahnya terlihat bersih dan bersinar sehingga tampak mriyayeni sebagai seorang pejabat Pemkab.

Mendapat ejekan itu, Slamet menjajal motor gede sekelas Ninja RR yang diparkir persis di samping vespanya yang berpelat AB 6765 GT itu. Namun begitu kedua tangannya berhasil menggapai stang motor, Slamet mengeluh. Perutnya terlalu buncit sehingga ia kesulitan membungkukkan badan meraih setang. Dengan postur tubuhnya itu, ia tak dapat duduk tegap di atas motor mahal tersebut selayaknya pembalap.

Advertisement

“Pokoknya selama masih banyak warga [Bantul] yang miskin, saya pakai vespa terus,” ujar pria kelahiran 16 November 1958 ini.

Ketiga mobilnya juga jarang ia pakai. “Di rumah ada tiga mobil, Kijang lawas, Honda Civic dan Toyota hardtop (Landcruiser).Tapi saya suruh anak buah saya yang pakai karena kegiatannya biasanya mengangkut orang banyak. Saya pakai mobil ketika ada acara keluarga saja,”jelasnya.

Bibit kegemarannya pada vespa sudah ada sejak ia duduk di bangku SMA 1 Bantul, sekitar 1974. Dulu, kata dia, “Vespa juga sudah mentereng. Tapi karena sudah ada yang lebih keren,v espa terus tergusur hingga sekarang.”

Advertisement

Saking cintanya pada vespa, Slamet mengoleksinya. Slamet kini punya tujuh vespa. Tapi yang sering digunakannya adalah vespa berwarna kuning yang dipakainya menghadiri acara Ngopi Bersama Bupati Bantul Sabtu lalu.

Kesukaannya dengan vespa karena mesin dan body motor yang masih kuat jauh dengan kondisi motor-motor keluaran era sekarang.Terakhir dia menggunakan vespa keliling Jawa dan tidak menemui masalah.

“Kendaraan baru sekarang belum pasti bagus. Justru malah kurang antep.Kalau ini (vespa) masih bisa [dipakai], kenapa harus ganti. Harganya juga cuma Rp2 juta,” ujar Slamet sambil mengengkol vespanya dengan tangan dan mengenakan helm merahnya.

Advertisement

Dia pun keluar dari tempat parkir dan dengan banggga menyapa para tamu undangan yang masih tertahan di Kodim.
Slamet seolah memberi sindiran pada rencana Pemkab Bantul mengganti dua mobil dinas Kepala Dinas Pendidikan Dasar Sahari dan Kepala Dinas Pendidikan Menengah Non Formal Masharun. Kedua pejabat itu dengan alasan kepantasan, akan dibelikan kendaraan dinas baru Toyota Innova. Padahal belum setahun keduanya diberikan mobil dinas Toyota Avanza.
(Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)

Advertisement
Kata Kunci : DPRD Bantul Moge Slamet Vespa
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif