Jogja
Rabu, 18 Januari 2017 - 17:20 WIB

Batik Motif Sri Ratu Diperkenalkan Sebagai Motif Khas Siraman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Gunungkidul Badingah (pegang batik) saat melihat-lihat kreasi batik warga Desa Siraman dalam Pelatihan Batik di Balai Desa Siraman, Wonosari mulai 12-16 Januari, Senin (16/1/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Batik motif sri ratu diperkenalkan sebagai batik motif khas Siraman

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Desa Siraman, Wonosari memiliki mimpi tinggi agar motif batik asli desa tersebut bisa dikenal luas di pasaran. Salah satu upaya untuk mengenalkan potensi ini, pemdes pun menggelar pelatihan membatik yang dilakukan pada 12-16 Januari lalu.

Advertisement

Pejabat Kepala Desa Siraman Damiyo mengatakan, pelatihan ini melibatkan 30 peserta yang berasal dari ibu-ibu rumah tangga di desanya. Harapanny dengan kegiata tersebut dapat meningkatkan kemampuan warga sebagai perajin batik.

“Kami bersyukur pelatihan ini sudah diselenggarakan dua kali,” kata Damiyo kepada Harianjogja, Selasa (17/1/2017).

Menurut dia, dengan peningkatan ketrampilan ini maka potensi untuk mengembangkan motif batik yang dimiliki makin terbuka lebar. Pasalnya di Siraman sudah memiliki motif batik sendiri yang diberi nama motif Selo Sri Ratu. “Semakin banyak warga yang bisa membatik maka potensi menjual motif batik yang dimiliki bisa semakin luas,” tuturnya.

Advertisement

Diungkapkan Damiyo, motif batik Selo Sri Ratu memiliki cerita yang panjang. Motif ini ditemukan bermula dari potensi alam di Desa Siraman berupa batu alam. Saat itu, banyak warga yang menggantungkan hidup dari batu alam.

Namun seiring eksplorasi yang terus menerus, maka batu tersebut habis sehingga warga pun mulai beralih ke mata pencaharian yang lain. “Untuk itu dibuatlah batik motif Selo Sri Ratu yang mendasar pada kekayaan alam yang telah habis di Siraman,” tuturnya.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, untuk saat ini, antusiasme untuk menekuni kerajinan batik masih sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sentra-sentra kerajinan batik di Gunungkidul. Ia pun berharap potensi ini bisa menjadi produk unggulan dan bersinergi dengan perkembangan pariwisata.

Advertisement

“Ini harus terus dikembangkan. Saya meminta juga desa-desa bisa mengembangkan secara mandiri sehingga bisa memiliki motif batik sendiri-sendiri. Misalnya di Siraman puna motif Selo Sri Ratu,” tuturnya.

Untuk memaksimalkan hasil kerajinan, Badingah pun siap memberikan fasilitas. Salah satunya dengan memanfaatkan keberadaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk membantu dalam upaya pemasaran. “Kami juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih maksimal,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif