Jogja
Senin, 14 Maret 2022 - 20:55 WIB

Bawa Tanah & Air di Lokasi IKN, Sultan HB X: Diambil dari Tempat Khusus

Sunartono  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengkubuwono X (harianjogja-Lugas SUbarkah)

Solopos.com, JOGJA — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, membawa sejumlah tanah dan air saat ke lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan, Senin (14/3/2022). Tanah dan air itu disebut Sri Sultan HB X diambil dari tempat khusus yang bernilai di Bumi Mataram.

“Saya kira kita memberikan tanah maupun air itu dari Bumi Mataram secara simbolik seperti dilakukan teman yang lain juga mengambil tanah dan air dari tempat yang mereka anggap mempunyai nilai,” ucap Sultan, Senin.

Advertisement

Sama seperti provinsi lain, kata Sultan, pengambilan tanah dan air tidak dilakukan di sembarang tempat, melainkan diambil pada lokasi yang memiliki nilai.

Baca Juga: 1 Gubernur Pingsan saat Hadiri Prosesi Kendi Nusantara di Titik Nol IKN

“Seperti kita saksikan daerah lain memberikan kontribusi tanah maupun air yang tidak diambil dari sembarang tempat, tetapi yang mereka anggap dari tempat yang bernilai. Semoga saja punya kekuatan untuk masa depan dalam membangun masa depan,” katanya.

Advertisement

HB X menambahkan Presiden Jokowi telah menerima tanah dan air dari masing-masing provinsi. Menurut Sultan, hal itu sebagai simbolisasi kebudayaan dalam konteks bentuk dukungan dengan tanah dan air untuk memperkuat kesatuan bangsa.

Kedua, sambungnya, semua gubernur berangggapan bahwa prosesi ini merupakan peristiwa besar dalam upaya membangun bangsa dan negara di masa depan. Sehingga jadi momentum merealisasikan program menjadi sesuatu yang tidak sekadar simbolik lagi tetapi secara faktual harus diwujudkan.

Baca Juga: Penampakan Jokowi Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara

Advertisement

“Biarpun mungkin dari peristiwa ini tidak harus selesai 2024, pendapat saya ini membangun IKN perlu waktu. Secara simbolik memberikan ruang budaya pada aspek simbolik itu ingat bahwa dari awal kebinekaan persatuan dan kesatuan bangsa itu menjadi perekat yang utama dalam berproses untuk menatap masa depan. Semoga saja pemahaman simbolik ini bisa memberikan fakta tidak ada kalimat mundur, biar pun mungkin proses pembangunan perlu waktu lama, bukan berarti 2024 harus selesai,” ucap Sultan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif