SOLOPOS.COM - Wisatawan menikmati pemandangan dari Puncak Suroloyo Pegunungan Menoreh Kulonprogo. (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Bedah Menoreh Lanjutkan Pembebasan Lahan

Harianjogja.com, KULONPROGO – Pembebasan lahan tahap kedua di kawasan proyek pembangunan Bedah Menoreh dimulai tahun ini. Pembebasan tanah sejauh satu kilometer di Dusun Slanden Desa Banjaroya, Kalibawang tahun 2015 menggunakan dana APBD Kulonprogo.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

“Rencananya, pelaksanaan proyek Bedah Menoreh akan didanai dana keistimewaan. Tapi danais baru tahun ini akan dianggarkan,” ujar Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Gusdi Hartono kepada Harianjogja.com, Kamis (12/2/2015).

Gusdi mengatakan proyek Bedah Menoreh merupakan upaya menyeimbangkan pembangunan wilayah utara dan selatan. Pembangunan di wilayah selatan Kulonprogo kini tengah dalam proses, yakni adanya Pelabuhan Tanjung Adikarto, pabrik pasir besi dan pembangunan bandara internasional. Selain mengimbangi pembangunan, proyek tersebut dilakukan untuk membedah potensi yang ada di Pegunungan Menoreh.

“Proyek ini sudah kami mulai sejak 2014 lalu. Tujuannya untuk menghubungkan tempat-tempat wisata budaya dan potensi wisata lain yang ada di wilayah ini,” imbuh Gusdi.

Lebih lanjut Gusdi memaparkan pembebasan tanah tahap pertama untuk merealisasikan proyek tersebut dianggarkan dari APBD DIY senilai Rp3 miliar. Tahap pertama proyek bedah menoreh akan dilakukan pelebaran jalan sejauh 24,2 kilometer dengan melebarkan jalan dari lima meter menjadi 14 meter.

“Pembebasan tanah kembali dilanjutkan hanya sepanjang satu kilometer untuk tahun ini dengan dana APBD kabupaten sebesar Rp3,4 miliar,” ungkap Gusdi.

Wilayah yang akan dibedah yakni dimulai dari Slanden membedah sisi utara melalui Tritis hingga ke Plono. Selanjutnya, jalan tersebut nantinya akan menyambung ke arah selatan sampai ke Goa Kiskendo. Menurut Gusdi, bedah menoreh merupakan proyek besar karena tak sekedar membedah akses jalan.

Akan tetapi, juga memperhatikan aspek kondisi wilayah yang berada di pegunungan. Konstruksi infrastruktur yang dibangun harus dirancang detil dan kokoh guna mengantisipasi potensi bencana yang ada di wilayah tersebut.

“Jalan tersebut akan membuka akses ke tempat wisata Goa Kiskendo lalu selanjutkan ke selatan berakhir di wilayah Temon, yakni di bandara. Proyeknya akan disesuaikan dengan rute objek-objek wisata yang ada, yaitu menghubungkan Sendangsono, Puncak Suroloyo, Goa Kiskendo, Waduk Sermo lalu bandara,” jelas Gusdi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana mengungkapkan masterplan Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) I dan KPP II sudah diajukan dan diharapankan dapat segera dibuat juga Detail Engineering Design (DED). Pada masterplan itu ada diantaranya pelebaran jalan dan pengembangan jalan lingkar Suroloyo.

“Pembangunan talud juga dilakukan, karena sebagian besar wilayah ini memang berada di daerah rawan longsor, sehingga perlu adanya pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang ada. Tentunya dengan kerjasama dengan instansi terkait juga,” jelas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya