Jogja
Jumat, 26 Januari 2018 - 20:40 WIB

Belalang Setan di Gunungkidul Jinak, Tapi....

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petugas menunjukkan hasil tangkapan belalang setan di kawasan pertanian di Desa Karangrejek, Wonosari, Jumat (26/1/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Dinas lakukan gropyokan belalang setan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Proteksi Tanaman Pertanian (UPTD BPTP) Dinas Pertanian DIY melakukan gropyokan belalang setan di Desa Karangrejek, Jumat (26/1/2018) pagi. Langkah ini dilakukan untuk menekan populasi hama yang meresahkan petani di kawasan tersebut.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan upaya penangkapan belalang setan dilakukan sebagai tindaklanjut atas keresahan dari petani. Ia mengungkapkan, cakupan area penangkapan seluas 5.000 meter persegi. Diharapkan dengan penaggulangan ini, maka dapat menekan populasi sehingga keberadaannya tidak semakin meluas. “Perburuan dilakukan denan cara ditangkap secara manual. Mudah-mudahan dengan cara ini dapat efektif mencegah serangan yang lebih besar,” kata Bambang kepada wartawan, Jumat.

Menurut dia, serangan belalang setan masih relatif kecil. Pasalnya hingga saat ini cakupan serangan masih di seputaran Desa Karangrejek dan Baleharjo, Wonosari. “Kami imbau kepada petani jika menemukan kasus yang sama segera melapor,” ungkap mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini.

Jenis belalang setan lebih jinak ketimbang belalang kayu. Hal ini terbukti saat didekati manusia tidak berusaha kabur dari lokasinya. “Beda kalau belalayang kayu, saat didekati maka akan langsung kabur. Rencananya belalang setan yang tertangkap dikumpulkan kemudian akan dimusnahkan,” katanya.

Advertisement

Kepala Balai UPTD BPTP Dinas Pertanian DIY, Suparjono mengatakan, habitat belalang setan berada di hutan. Kemungkinan besar, kata dia, dikarenakan kekurangan pangan di habitat aslinya maka masuk ke pertanian warga. “Sebelum di Gunungkidul, di 2015 lalu kasus yang sama sempat ditemukan di Pajangan, Bantul,” kata Suparjono.

Menurut dia, penanggulangan hama ini dilakukan dengan cara manual dan ditangkap satu persatu. Cara itu dianggap lebih efektif menekan penyebaran ketimbang dengan menggunakan pestisida. “Belalang setan mudah ditangkap dengan tangan. Takutnya kalau menggunakan pestisida malah akan menjadi kebal dan melakukan penyerangan lebih luas lagi,” ungkapnya.

Meski termasuk hewan yang jinak, namun Suparjono meminta kepada petani berhati-hati. Pasalnya, belalang setan memiliki racun yang menimbulkan gatal-gatal saat tersentuh kulit manusia. “Makanya saat penangkapan, petugas melakukan alat pengaman diri lengkap. Ini lantaran saat dalam kondisi bahaya, belalang setan mengeluarkan busa yang bisa menimbulkan efek gatal-gatal saat tersentuh,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif