Jogja
Minggu, 14 Juli 2013 - 07:30 WIB

BELANJA DI BULAN RAMADAN : Awas! Jangan Sampai Bangkrut

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Aktivitas Belanja Makanan di Pasar Sore Ramadan JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Aktivitas Belanja Makanan di Pasar Sore Ramadan
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Harianjogja.com, JOGJA-Selama bulan puasa Ramadan pengeluaran rumah tangga justru lebih boros dibanding hari biasa. Jika pada hari normal pengeluaran sebulan hanya Rp2 juta, pada Ramadan bisa mencapai Rp3 juta lebih.

Advertisement

Berpuasa seakan menjadi pembenaran bagi keluarga untuk lebih sering membeli camilan di luar atau menyantap makanan di warung makan. Konsumerisme lebih berkembang biak saat bulan Ramadan.

Pengeluaran yang meningkat selama bulan puasa Ramadan tidak hanya milik orang berduit. Baik keluarga dengan penghasilan kurang dari Rp1 juta per bulan maupun Rp3 juta lebih per bulan sama sama mengalami over pengeluaran selama puasa.

Advertisement

Pengeluaran yang meningkat selama bulan puasa Ramadan tidak hanya milik orang berduit. Baik keluarga dengan penghasilan kurang dari Rp1 juta per bulan maupun Rp3 juta lebih per bulan sama sama mengalami over pengeluaran selama puasa.

Menyediakan makanan yang tidak biasanya ada untuk berbuka puasa seolah menjadi kewajiban. Hal ini yang kadang membuat pengeluaran meningkat.

Merogoh kocek lebih selama bulan Ramadan dirasakan Nita, 30. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini mengaku pengeluarannya meningkat 30%-50% jika dibanding hari biasa.

Advertisement

Pada bulan biasa, ibu dari satu anak ini biasa menghabiskan Rp2 juta hingga Rp3 jutaan untuk biaya operasional rumah tangga. Sementara, selama bulan puasa Ramadan hingga menjelang Lebaran, ia harus menambah pengeluaran hingga lebih dari Rp1 juta.

Biasanya, ia membelanjakan uang untuk membeli aneka kue kering sebagai persiapan Lebaran, belanja baju anak, serta tambahan takjil saat berbuka.
“Sepintas memang terlihat remeh, tapi kalau dijumlah uang yang dikeluarkan juga banyak,” imbuhnya. Kendati demikian, sebagai upaya menekan uang keluar semakin banyak, Nita selalu mengusahakan agar anggota keluarga berbuka di rumah. “Bagaimana pun masak sendiri lebih irit,” kata dia.

Meski pengeluaran membengkak tapi Nita selalu berusaha agar tidak bangkrut. Beruntung, dia bisa memanfaatkan tunjangan hari raya (THR dari perusahaannya bekerja dan tambahan dari suami. Apalagi, sang suami sudah memiliki perhitungan sendiri dan merencanakan pengeluaran untuk momentum Ramadan jauh-jauh hari. “Yang pasti tidak sampai bikin bangkrut,” selorohnya.

Advertisement

Pengeluaran yang lain dari hari biasa juga dialami Nur Setyoningsih, 35. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pekerja rumah tangga ini juga merasakan pengeluaran yang tidak biasa selama puasa sampai menjelang Lebaran. Walaupun tidak banyak, menurut dia, menyediakan panganan berupa kue kering di rumah adalah sebuah keharusan. Belum lagi, kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD selalu meminta baju baru saat Lebaran.

“Jadi uang THR saya biasanya sudah habis untuk belanja-belanja seperti itu,” tutur perempuan yang mengaku penghasilan per bulan tidak lebih dari Rp1 juta.
Perubahan menu makanan juga terasa selama puasa. Jika biasanya ia jarang menyediakan menu ayam untuk berbuka, namun demi memanjakan anak-anaknya selama puasa setidaknya seminggu tiga kali ia menghadirkan menu itu.

“Tidak apa-apa sedikit boros selama puasa, karena ini juga cuma setahun sekali,” ujarnya seraya menyebutkan setidaknya Rp500.000 ia habiskan untuk keperluan tambahan selama puasa hingga jelang Lebaran.

Advertisement

Anggaran rumah tangga membengkak pun dirasakan Wahda, 32, istri seorang pengusaha yang berdomisili di Jogja. Untuk santapan berbuka, ia mengeluarkan anggaran dua kali lipat ketimbang hari biasa.

“Sekeluarga puasa semua jadi semacam kasih reward untuk diri sendiri,” ungkap ibu dari satu anak ini. Selain belanja baju baru untuk tiap anggota keluarga, Wahda juga berusaha mengganti perabot rumah tangganya yang sudah lama.
Sekali pun tidak selalu serempak mengganti semua perabot, tetapi bisa dipastikan terdapat furnitur baru di rumahnya yang berlokasi di Depok, Sleman. Alasannya, banyak tamu yang akan datang ke rumah sehingga tampilan harus fresh.

Tidak tanggung-tanggung, lebih dari Rp4 juta ia keluarkan selama puasa dan menjelang Lebaran. Untuk mencukupi kebutuhan itu memang sudah direncanakan setiap tahun dan yang menabung adalah sang suami. “Jadi ketika Lebaran sudah ada anggaran khusus, maklum kami kan tidak pernah dapat THR,” canda dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif