SOLOPOS.COM - Abrasi di Pantai Kuwaru (JIBI/Harian Jogja/dok)

Abrasi di Pantai Kuwaru (JIBI/Harian Jogja/dok)

BANTUL—Meski abrasi sudah menggerus daratan Pantai Kuwaru hingga sejauh 50 meter dalam lima tahun terakhir, hingga saat ini belum ada solusi yang pasti untuk mencegahnya.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Terakhir, Jumat (18/8) lalu, abrasi kembali menggerus beberapa meter daratan pantai di Desa Poncosari, Srandakan itu.

“Selama Ramadan, abrasi tercatat sudah tiga kali terjadi. Jumat sore itu yang terakhir dan cukup parah,” kata salah satu anggota SAR Kuwaru, Ibnu Andriawan, saat dihubungi Harian Jogja, Kamis (23/8).

Ibnu menjelaskan, abrasi sudah menggerus pantai lebih dari 50 meter. Sebab, warung-warung di tepi Pantai Kuwaru semula berjarak 100 meter dari bibir pantai, kini jaraknya kurang dari 10 meter.

Ibnu mengenang, sebelum disapu abrasi, daratan di ujung pantai itu sebagai tempat para nelayan menambatkan perahu. “Sekarang, pantainya tinggal beberapa meter dan langsung berbatasan dengan tebing daratan. Sampai sekarang, abrasi belum bisa dicegah,” ujarnya.

Jika disejajarkan dengan pantai lain di Bantul, masih kata Ibnu, Pantai Kuwaru memang lebih menjorok ke pantai. Tak ayal, pantai Kuwaru layaknya tameng yang pertama diterjang gelombang pasang.

Anggota SAR Kuwaru yang lain, Muhammad Daud menuturkan, wacana pembangunan pemecah gelombang di Pantai Kuwaru dikhawatirkan hanya akan menghamburkan uang jika tidak direncanakan secara matang.

“Tahun lalu, di ujung barat Pantai Pandansimo juga akan dibangun semacam pemecah gelombang,” terang Daud. Namun sampai sekarang, pembangunan itu belum terlaksana.

“Bahkan, material pemecah gelombang tersebut sudah hilang. Padahal, berat per satu bloknya empat kuintal,” ungkap Daud.

Adapun penanaman pohon cemara udang di sepanjang bibir pantai juga belum maksimal mencegah abrasi. Malah, pohon-pohon tersebut turut tumbang karena pasir tempat akarnya menancap hanyut digerus ombak.

“Kami berharap ada upaya serius dari pemerintah untuk mencegah agar dampak abrasi tidak terus meluas,” pungkas Daud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya