SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil dikepung air hujan dan banjir (JIBI/Solopos/dok)

Banjir setinggi lutut orang dewasa tersebut terjadi akibat luapan Kali Alam.
Harianjogja.com, SLEMAN- Hujan deras yang melanda wilayah Sleman Rabu (23/3) menyebabkan banjir di sejumlah titik di Kecamatan Minggir dan Moyudan. Dua orang warga dievakuasi akibat terjebak banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, di Dusun Klagaran Sendangrejo Minggir banjir terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Banjir setinggi lutut orang dewasa tersebut terjadi akibat luapan Kali Alam. Akibatnya, satu orang warga Yarkoni, 50, dievakuasi dari rumahnya karena terjebak banjir “Alirannya deras, makanya korban dievakuasi oleh tim reaksi cepat BPBD dan relawan,” kata Setiono kepada wartawan, Rabu (23/3).
Selain di Minggir, banjir juga melanda Dusun Kruwet, Sumberagung Moyudan. Di kawasan tersebut, sejumlah rumah warga ikut terendam banjir. Salah satunya, rumah warga milik Kasiran,72. Air setinggi 50 centimeter menggenangi rumah berlantai satu itu. “Pemilik rumah juga dievakuasi. Ini tampaknya hujan lokal yang cukup lebat, sementara air sungat tidak mampu menampung,” terangnya.
Selain banjir, angin kencang juga melanda wilayah Sleman Utara dan Barat. Di Sidoarum, Godeyan, satu pohon tumbang sementara di Sendangsari Minggir, dua pohon tumbang. Pohon tumbang akibat angin kencang juga terjadi di jalan Magelang, Tempel. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan mengatakan, sungai-sungai yang berhulu Merapi seperti Boyong, Kuning, Gendol, Opak, dan Krasak mengalami penyempitan dan pendangkalan. Kondisi tersebut memicu terjadinya luapan air sungai dan menyebabkan bencana banjir. “Di beberapa titik, aliran sungai mengalami penyempitan karena digunakan kawasan permukiman. Kalau sudah seperti itu, air sungai tidak dapat menampung kemudian meluap,” kata dia.
Menjamurnya permukiman di sepanjang aliran sungai, diperparah oleh drainase yang buruk. Hal itulah, kata Makwan, air sungai yang meluap menjadi tertahan dan tidak dapat kembali ke sungai. “Ada juga tumpukan sampah yang tertahan di aliran sungai. Itu menjadi faktor yang memperah bencana banjir. Seharusnya, aliran sungai lancar, tidak tersendat karena sampah,” ungkapnya.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya