Bencana Bantul harus menjadi kewaspadaan bagi warga setempat
Harianjogja.com, BANTUL-Kondisi lebih dari 50% piranti early warning system (ews) yang ada di Bantul perlu segera dilakukan peremajaan. Kendati masih bisa digunakan, beberapa EWS itu memang tak lagi berfungsi maksimal.
Hal itu disampaikan salah satu anggota Pusat Pengendali Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Petrus Sihnugroho. Kepada wartawan, Minggu (20/11/2016) ia mengakui bahwa kondisi beberapa EWS kini memang tak lagi maksimal.
Dari total 30 lebih unit EWS yang tersebar di sisi selatan Bantul itu mengalami kerusakan yang beragam. Mulai dari karat akibat korosi uap air laut hingga baterei yang drop.
Di Bantul, EWS memang banyak dipusatkan di siai selatan Bantul. Tercatat setidaknya ada 11 EWS yang terdapat di sekitar pantai, dan 20 unit lebih tersebar di masjid dan rumah warga yang berada di sekitar pantai. “Nah, kebanyakan yang tak berfungsi maksimal itu ada di masjid-masjid,” ujarnya.
Menurutnya, tidak berfungsinya secara maksimal EWS itu wajar. Pasalnya, lokasi yang berdekatan dengan pantai membuat tingkat korosi menjadi lebih tinggi.
Terkait dengan perawatan, keterbatasan anggaran memang menyebabkan pihaknya tak bisa berbuat banyak untuk melakukan perawatan. Dengan anggaran sekitar Rp80 juta per tahun, ia mengaku tidak bisa melakukan perawatan secara menyeluruh. “Jadi kami benahi per bagian saja,” katanya.
Oleh karena itulah, guna menjaga agar EWS itu bisa tetap berfungsi, pihaknya pun secara rutin mengujicobanya. Nyatanya, EWS itu pun ternyata masih bisa berfungsi. “Meski ada beberapa yang tidak maksimal,” ucapnya.