Jogja
Minggu, 24 Desember 2017 - 08:20 WIB

BENCANA BANTUL : Muncul Retakan Tanah di Halaman SD Seropan, Orang Tua Murid Khawatir

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Retakan tanah yang turun di SD Seropan, Muntuk, Dlingo, Sabtu (23/12/2017). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Pihak SD Seropan, di Seropan 2, Muntuk, Dlingo dan sejumlah orang tua murid khawatir dengan munculnya beberapa retakan di tanah

Harianjogja.com, BANTUL—Pihak SD Seropan, di Seropan 2, Muntuk, Dlingo dan sejumlah orang tua murid khawatir dengan munculnya beberapa retakan di tanah yang dikhawatirkan nantinya menyebabkan tanah longsor.

Advertisement

Kepala SD Seropan, Wagiran mengatakan retakan tersebut sudah muncul beberapa hari yang lalu. “Awalnya retakan di halaman sekolah ini Kamis (21/12/2017), tidak begitu parah, namun semakin hari semakin parah ini, karena pengaruh hujan juga,” ujarnya Sabtu (23/12/2017).

Dirinya mengatakan akan berkonsultasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bantul dan Dinas Pendikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) terkait kerusakan ini.

Saat ini sendiri siswa masih dalam masa liburan, namun awal tahun kegiatan belajar mengajar sudah kembali lagi.

Advertisement

“Kami pihak sekolah akan berkonsultasi dulu dengan pihak-pihak terkait tindakan apa yang nanti dilakukan, atau menumpang sekolah lain, atau memakai gedung lain sementara atau bagaimana. Terkait jangka panjangnya juga akan ada relokasi atau tidak,” ujarnya.

Anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Muntuk, Timotius Suyadi mengatakan daerah Muntuk memang masuk kawasan zona merah.

“Masuk zona merah atau kawasan longsor juga daerah Muntuk ini, selain retakan di sekolah ini yang panjangnya sekitar 20meter dengan tanah yang sudah mulai turun sebagian sekitar 30an cm mungkin bertambah lagi juga ada longsor yang menimpa dua KK, walaupun tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan puluhan juta,” ujarnya.

Advertisement

Terkait retakan sendiri menurutnya dipastikan akan bertambah melihat kondisi iklim yang masih terus hujan. Beberapa upayapun dilakukan untuk mengurangi resiko-resiko yang ada seperti gotong royong pembersihan parit dibelakang SD agar aliran air lancar sehingga tidak merusak tanah. Selain itu juga beberapa pohon yang akarnya merusak akan dipangkas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif