Jogja
Jumat, 2 Desember 2016 - 20:55 WIB

BENCANA GUNUNGKIDUL : Peralatan Sekolah Terendam Banjir, Siswa Ujian di Masjid

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi SMPN 3 Saptosari Gunungkidul, Jumat (2/12/2016) yang terendam banjir. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Gunungkidul menyebabkan siswa belajar di tempat darurat

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Banjir merendam dua sekolah di Gunungkidul serta menenggelamkan berbagai perlengkapan dan aset sekolah pada Jumat (2/12/2016).

Advertisement

Ratusan siswa terpaksa melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan menumpang di masjid dan balai dusun.

Banjir parah melanda SMP Negeri 3 Saptosari dan SMK Kelautan Tanjungsari, Gunungkidul pada Jumat. Banjir paling parah sepanjang 2016 tersebut terjadi, setelah hujan deras mengguyur wilayah ini sejak Kamis (1/12/2016) hingga Jumat dini hari.

Di SMP Negeri 3, Desa Kanigoro, Saptosari ketinggian air mencapai hingga satu meter dan nyaris menyentuh jendela sekolah. Ketinggian air tersebut membuat meja kursi di 12 ruangan di sekolah itu mengapung. Banjir bahkan bertahan hingga Jumat siang kendati hujan tidak lagi mengguyur.

Advertisement

Akibat banjir tersebut, lebih dari 100 siswa yang harusnya melaksanakan UAS pada Jumat harus diungsikan ke tempat lain. Mereka terpaksa mengerjakan UAS di masjid dan Balai Dusun Gedang Klutuk.

“Enggak enak ujian di masjid dan balai dusun, karena harus duduk lesehan enggak ada meja kursi. Jelas terganggu ujiannya,” ungkap Yeni Setiawati, siswi kelas 9, Jumat.

Ratusan siswa kata dia kecele saat hendak masuk sekolah pada Jumat pagi, lantaran air sudah merendam separuh badan bangunan sekolahnya. Para guru akhirnya mengarahkan siswa pindah tempat ujian. Kondisi tersebut diprediksi akan dijalani siswa hingga masa ujian selesai pekan depan.

Advertisement

Kepala SMPN 3 Saptosari Agus Supardiyono mengatakan, berbagai aset dan barang berharga milik sekolah tenggelam oleh banjir. Antara lain buku-buku perpusatakaan, meja kursi dan sebagian komputer.

“Untungnya untuk komputer di laboratorium sempat diamankan saat banjir sebelumnya. Buku-buku perpustakaan sebagian tenggelam,” jelas Agus Supardiyono.

Barang-barang yang dapat diselamatkan seperti dokumen-dokumen penting dan benda elektronik kini diungsikan ke rumah penjaga sekolah yang tidak jauh dari lokasi banjir. Agus menambahkan, banjir yang melanda kali ini merupakan yang terparah selama sekolah ini berdiri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif