Jogja
Minggu, 22 September 2013 - 13:45 WIB

BENCANA KEKERINGAN : Kekeringan Meluas, 460 KK di Purwosari Krisis Air

Redaksi Solopos.com  /  Yudi Kusdiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Harian Jogja.com, KULONPROGO—Sedikitnya 460 kepala keluarga (KK) di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, mengalami krisis air sejak Juli 2013 lalu.

Advertisement

Di Dusun Nogosari, belasan sumur milik warga sudah mengering. Untuk mencukupi kebutuhan air, warga terpaksa harus menempuh perjalanan setengah jam untuk menuju sumur yang masih ada airnya.

“Itu pun kami cuma bisa membawa satu jeriken, karena selain jaraknya jauh, persediaan air terbatas. Sementara banyak warga yang juga butuh air,” ujar Ramidah, 60, warga Dusun Nogosari saat ditemui Harian Jogja.com,  Sabtu (21/9/2013).

Ramidah menceritakan, persediaan air satu jeriken yang dia ambil hanya untuk konsumsi sehari. Itu pun hanya untuk keperluan masak saja.

Advertisement

“Air sulit, jadi kami prioritas untuk memasak sehari. Sehingga untuk mencuci kami lakukan sepekan sekali,” ujarnya.

Kepala Dusun Nogosari, Kamidi, mengungkapkan, khusus di wilayah Nogosari ada 150 KK yang dalam dua bulan ini sudah mengalami krisis air. Bak-bak penampungan sudah benar-benar mengering.

Kekeringan berkepanjangan membuatnya melakukan permohonan bantuan air bersih kepada Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kulonprogo.

Advertisement

Menanggapi permintaan itu, Tagana langsung melakukan droping air bersih, Sabtu (21/9). Ketua Tagana Kulonprogo, Rahmat Hariyadi, mengungkapkan untuk memaksimalkan kebutuhan air di wilayah Purwosari, pihaknya harus bolak balik enam kali menyuplai air dengan truk tanki. Stok air yang disalurkan diambil dari mata air Tudal di Kecamatan Nanggulan.

“Kami upayakan dropping ke seluruh warga, jadi dalam sehari ini kami bolak-balik antar air sampai enam kali,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif