Jogja
Selasa, 17 September 2013 - 03:47 WIB

BENCANA KEKERINGAN : Siswa PAUD Pun Wajib Bawa Bekal Air

Redaksi Solopos.com  /  Yudi Kusdiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengurus PAUD Dusun Cempluk mencuci peralatan makan dengan air yang dibawa para siswa, Senin (16/9/2013).

Pengurus PAUD Dusun Cempluk mencuci peralatan makan dengan air yang dibawa para siswa, Senin (16/9/2013).

Harian Jogja.com, BANTUL—Krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau yang melanda sebagian wilayah Bantul, benar-benar membuat warga kelimpungan.

Advertisement

Ketiadaan air di sejumlah fasilitas umum seperti musala maupun sekolahan, membuat masyarakat harus mencari cara agar bisa terus beraktivitas, tak terkecuali bagi anak-anak.

Anak-anak yang bersekolah di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nyai Ageng Serang, Dusun Cempluk, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, bahkan harus membawa bekal air untuk keperluan di kamar mandi.

Sumiyati, staf pengajar PAUD Nyai Ageng Serang Dusun Cempluk mengaku, pihanya meminta kepada orangtua anak didik agar membawa air secukupnya untuk kebutuhan pribadi.

Advertisement

Imbauan itu terpaksa disampaikan karena di gedung PAUD sudah tidak memiliki persediaan air bersih.

Tak heran, setiap datang, anak-anak didampingi orangtuanya membawa air dengan menggunakan botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter.

“Dengan cara ini, kebutuhan air saat anak-anak buang air bisa tercukupi. Kami sangat berhemat karena tiap siswa hanya bawa bekal 1,5 liter air bwersih,” ujar Sumiyati saat ditemui Harian Jogja.com, Senin (16/9/2013).

Advertisement

Rukiyem, warga RT 3 Dusun Cempluk, mengakui krisis air bersih yang dirasakan warga sudah sangat parah. Dia mengaku sudah dua kali membeli air melalui tanki swasta untuk mencukupi berbagai kebutuhan keluarganya.

Ia mengaku, tiap 5.000 liter air hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 20 hari. “Tentunya sangat boros,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif