SOLOPOS.COM - Tanah longsor. (JIBI/Harian Jogja)

Bencana Kulonprogo terjadi hingga 6 titik dalam sehari

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sedikitnya 6 bencana terjadi di Kulonprogo dalam sehari pada Kamis (1/12/2016). Sebelumnya, terjadi bencana alam di 91 titik di Kulonprogo selama periode November lalu.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho mengatakan sejumlah bencana berupa longsor, tanah ambles, dan bangket yang ambrol terjadi kemarin.

Kejadian tersebut tersebar di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Panjatan. Rentetan bencana ini menjadi awal dari periode waktu ketika bencana biasanya paling banyak terjadi yakni Desember-Januari.

Selain itu, jumlah bencana pada November lalu juga meningkat drastis dibanding jumlah bencana Oktober yang mencapai 23 titik. Hepi menerangkan jika sejumlah kecamatan di utara Kulonprogo memang rawan bencana longsor.

Sementara area selatan seperi Temon, Girimulyo, dan Panjatan biasanya dilanda bencana banjir. “Sejauh ini kerusakan paling parah adalah akses jalan yang terputus,”ujarnya kemarin.

Adapun, angka kejadian bencana tahun ini sendiri dinilai jauh lebih banyak dibandingkan periode waktu yang sama tahun lalu. Namun, Hepi mengatakan jika skala dan dampak bencana tahun ini jauh lebih kecil. Diharapkan masyarakat tetap waspada guna mengantisipasi kejadian tak diinginkan menyusul cuaca buruk yang terjadi belakangan.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika bencana di Kulonprogo masih disebabkan karena kontur tanahnya, curah hujan tinggi, dan drainase yang tak terawat. BPBD Kulonprogo sendiri telah berupaya menyalurkan bantuan logistik kepada masyarakat.

Selain itu, dilakukan pula assesment berupa perbaikan jalan dan pembersihan material longsor. Dilakukan pula pemantauan lapangan guna resume sebagai dasar pengajuan Dana Tak Terdiga (DTT).

Diterangkan Hepi, masyarakat Kulonprogo telah diedukasi untuk siap dan tanggap menghadapi bencana. Edukasi tersebut salah satunya berupa pembentukan desa tanggap bencana. Paling tidak terdapat 21 desa tanggap bencana dengan berbagai status di sejumlah kecamatan rawan longsor. Selain itu, terdapat 8 desa tanggap bencana lainnya di daerah rawan tsunami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya