SOLOPOS.COM - Beberapa pengguna jalan melintas di Jalan Sentolo-Muntilan kilometer 28, Dusun Klangon, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, Kamis (2/3/2017). Jalan tersebut sempat ditutup akibat longsornya tebing setinggi 15 meter dan lebar 20 meter, Rabu (1/3/2017) kemarin. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bencana Kulonprogo terjadi berupa tanah longsor

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bencana longsor terjadi pada tebing setinggi 15 meter dan lebar 20 meter di Jalan Sentolo-Muntilan kilometer 28, Dusun Klangon, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, Rabu (1/3/2017). Kejadian itu mengganggu kelancaran akses jalan propinsi yang menghubungkan Kulonprogo dengan Magelang, Jawa Tengah.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Kapolsek Kalibawang, Kompol Joko Sumarah mengatakan, longsor terjadi pada sekitar pukul 17.00 WIB. Material longsor diketahui menutup separuh badan jalan sehingga dinilai membahayakan pengguna jalan.

“Setelah berkoordinasi dengan BPBD dan instansi terkait, jalan sempat kami tutup dan arus lalu lintas kami alihkan sementara,” ujar Joko, Kamis (2/3/2017).

Menurut Joko, kondisi tanah pada tebing masih cenderung labil sehingga rawan longsor susulan. Pengalihan arus dilakukan demi menjaga keselamatan warga. Hal itu mengingat longsor terjadi di jalur yang cukup ramai dilalui kendaraan.

Dia lalu menjelaskan, kendaraan dari arah Sentolo diarahkan ke Jagalan, Kalibawang menuju kawasan Borobudur, Jawa Tengah. Kendaraan dari arah Kalibawang yang ingin menuju Magelang diarahkan melalui Jembatan Ancol. Jembaran Ancol juga dijadikan alternatif bagi mereka yang datang dari arah Magelang.

Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Indarto mengatakan, hujan memang turun sejak siang pada Rabu kemarin. Hal itu membuat tanah menjadi labil dan longsor. Pembersihan material longsor sengaja dilakukan mulai Kamis pagi karena menunggu situasi menjadi lebih aman.

“Kami bersama-sama membuka akses jalan dengan mengevakuasi material tanah longsor yang menutup hampir separuh badan jalan secara manual,” ucap Indarto.

Sementara itu, salah satu pengguna jalan bernama Solikhin mengaku tidak keberatan dengan adanya pengalihan arus lalu lintas. Dia pun was-was dengan ancaman longsor susulan. “Cukup mengganggu sebetulnya. Tadi malam saya mau lewat sini tapi ditutup. Kalau memutar, jadi lebih jauh sekitar 10 kilometer,” ungkap warga Borobudur, Jawa Tengah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya