SOLOPOS.COM - Ilustrasi abrasi pantai. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Penahan abrasi tersebut berupa penghijauan atau dikenal dengan sabuk hijau untuk penanaman pohon di sekitar pesisir.

Harianjogja.com, JOGJA- Pemda DIY telah menyiapkan desain untuk mencegah terjadinya abrasi di kawasan pesisir selatan DIY. Penahan abrasi akan disiapkan melalui penghijauan sepaket dengan pemberdayaan masyarakat sekitar pesisir pantai.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto menjelaskan, perencanaan sebagai tindak lanjut untuk mencegah meluasnya abrasi sebenarnya telah disusun. Saat ini masih proses assessment dari sejumlah wilayah yang menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti lebih dahulu. Bentuk penahan abrasi tersebut berupa penghijauan atau dikenal dengan sabuk hijau untuk penanaman pohon di sekitar pesisir.

“Sabuk untuk penanaman pohon di sekitar lokasi abrasi, nanti akan ditanami tumbuh-tumbuhan di sepanjang pantai. Yang jelas akan ada penataan,” terangnya kepada Harian Jogja Sabtu (8/10/2016).

Sabuk hijau itu nantinya diharapkan memiliki banyak fungsi. Selain untuk menahan abrasi di sekitar bibir pantai, di dalam perencanan juga diharapkan bisa mendukung lokasi wisata, seperti untuk tempat berteduh bagi wisatawan di sekitar pantai. Menurutnya secara umum perencanaan sudah ada sehingga bisa direalisasikan penataannya pada 2017 mendatang. Saat ini tinggal butuh koordinasi dengan masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) karena dimungkinkan melibatkan lintas sektor.

“Perencanaan sudah ada tetapi nanti pelaksanaan kan secara bertahap, ini tinggal kesiapan masing-masing SKPD,” kata dia.

Ditanya kemungkinan bisa menggunakan dana keistimewaan terkait penataan itu, menurut Tavip, hal itu masih dimungkinkan bisa. Tetapi dalam proses penataan harus memiliki dan menonjolkan budaya yang khas. Oleh karena itu, dalam penataan nanti tidak hanya sekedar menanam pohan atau melakukan pembangunan di sekitar pantai saja tetapi juga harus disertai dengan pemberdayaan masyarakat sekitar.

“Kalau danais kan harus ada spesific cultural, karena itu kemarin kita desain yang di [Dinas] Pertanian itu masih bisa pakai danais. Artinya nanti tidak sekedar kita menanam tetapi juga pemberdayaan masyarakat sekitar. Makanya kalau hanya tanaman saja seperti biasa kan tida bisa pakai danais, itu tidak ada khasnya,” jelas Tavip.

Ia menambahkan, perlu dibuat teknis lebih matang lagi, terkait pihak yang akan menjaga tanaman meski hari itu pernah dibahasnya dalam pertemuan bersama SKPD. Akantetapi assessment akan dilakukan lebih dahulu untuk menentukan prioritas penataan. Sayangnya Tavip belum mengetahui secara detail besaran anggaran yang dibutuhkan karena harus mempertimbangkan keuangan daerah. Adapun tanaman yang akan dipakai sebagai penahan abrasi direncanakan lebih dari satu jenis, seperti Cemara Udang dan sejenis. Soal penentuan tanaman ini, akan menunggu hasil kajian akademik dengan melihat tipe dari wilayah sekitar pesisir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya