SOLOPOS.COM - Warga, relawan BPBD Sleman dan personil TNI sedang membersihkan material longsor di rumah Agus Raharja, warga Prayan Wetan, Condongcatur, Depok, Rabu (25/1/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Sleman terjadi berupa tanah longsor

Harianjogja.com, SLEMAN– Sulasmi bersyukur seluruh keluarganya selamat saat material tanah dan bebatuan menjebol rumahnya, Selasa (24/1/2017) petang. Dia berharap peristiwa itu yang terakhir terjadi di lingkungannya.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Puluhan warga, relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman dan personel TNI terlihat sibuk mengangkuti material tanah dan bebatuan di rumah Agus Rahardi, warga Dusun Prayan Wetan, Condongcatur, Depok.

Beberapa relawan terlihat sibuk memecah beton dan bebatuan agar ukurannya lebih kecil. Dentuman palu besar itu menggema di antara kesibukan relawan mengevakuasi material longsor.

Sebagian lainnya terlihat memindahkan material-material berupa tanah dan bebatuan itu, kemudian menumpuknya di area yang disediakan. Di sebelah barat, bagian atas rumah Agus, beberapa relawan sibuk membenahi pondasi di belakang sebuah rumah. Pondasi itu terbuat dari bebatuan kali. Karena tidak kuat menahan air hujan yang deras turun, akhirnya longsor.

Sembari memulihkan tenaga, beberapa relawan memilih beristirahat sambil menikmati suguhan alakadarnya. Relawan lainnya, masih bersemangat bekerja. Beberapa ibu juga terlihat berkerumun di teras rumah, menyiapkan kebutuhan makanan para relawan.

Muhammad Ali, tetangga Agus, tahu betul detik-detik saat longsoran material menghantam rumah tetangganya itu. Air hujan tak mampu terserap ke tanah, namun justru keluar dari pori-pori tebing buatan itu.

Panjang tebing buatan itu sekitar 15 meter, setinggi empat meter. Dalam hitungan menit, dinding rumah sebelah barat milik Agus jebol. Seisi rumah  porak poranda. Material menjebol dinding tiga kamar, meluber ke ruang tamu.

“Kebetulan saya dan beberapa orang melihat itu, untung semuanya sudah siaga, suaranya cukup kencang. Seisi rumah langsung mengungsi,” cerita Ali di lokasi kejadian, Rabu (25/1/2017).

Sulasmi, isteri Agus, sendiri mengaku, tidak ada lagi barang berharga yang selamat. Harta berharga seperti barang-barang elektronik, buku pelajaran dan lain-lainnya ikut rusak, tertimbun material.

Namun dia tidak ambil pusing lagi mana kala seluruh keluarganya selamat dari peristiwa mengerikan itu. Suami, dan kedua anaknya selamat. Termasuk lima orang tukang bangunan yang saat itu menginap di rumah Sulasmi.

Untuk sementara, dia dan keluarganya untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga. Sambil menunggu proses perbaikan, Sulasmi tambah bersenda gurau dengan tetangga-tetangganya. Adapun Agus, masih terlihat bersemangat membenahi rumahnya yang rusak. “Meski sudah tidak ada lagi barang-barang yang diselamatkan, yang penting semuanya selamat,” ucapnya.

Peristiwa itu rupanya menyedot perhatian Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun. Selain menyaksikan kerusakan akibat bencana itu, Muslimatun juga menyerahkan bantuan kepada Sulasmi. “Cuma makanan dan pakaian. Ini langkah awalnya. Setelah ini akan dinilai oleh tim verifikator terkait nilai kerusakannya,” kata Muslimatun.

Kalau sudah diverifikasi, kata Muslimatun, Pemkab bisa menentukan nominal jumlah bantuan yang akan diberikan, sebagaimana diberikan juga kepada para korban bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya