Beras Bulog DIY dalam kondisi aman persediaan karena terus dilakukan penambahan
Harianjogja.com, JOGJA-Perum Bulog Divre DIY memaksimalkan penyerapan gabah di tingkat petani. Setidaknya dalam sehari, ratusan ton ditargetkan dapat terserap maksimal.
Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar
Kepala Bidang (Kabid) Pengadaan dan Pelayanan Operasional Publik Perum Bulog Divre DIY, Fansuri Perbatasari mengatakan, jumlah serapan yang sudah dilakukan Bulog mencapai 140-200 ton per hari. Penyerapan ini dilakukan secara merata di kabupaten/kota seluruh DIY, terutama daerah yang memiliki lahan pertanian padi potensial seperti Sleman dan Bantul.
“Target serapan kami [Bulog DIY] 62.500 ton untuk tahun ini. Sekarang [sampai Agustus 2016] sudah sampai 62 persen,” kata Fansuri, Jumat (19/8/2016). Pihaknya optimis hingga akhir tahun nanti jumlah penyerapan gabah bisa mencapai target.
Salah satu sumber gabah Bulog DIY berasal dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) Widodo Manunggal Dusun Kwadungan, Widodomartani, Ngemplak, Sleman. Sebelumnya, Agus Sulistia Wibawa selaku Kepala Unit Distribusi Gapoktan Widodo Manunggal mengatakan, penjualan gabah kepada Bulog pertama kali dilakukan pada April lalu.
Selama ini, katanya, petani langsung menjual gabah panenan secara mandiri kepada pengepul. “Yang penting [hasil panenan] petani tidak ada yang dibeli dengan harga murah. Dengan pembelian Rp3.700 [harga gabah kering panen per kilogram], petani tidak rugi. Kemarin kami dibeli Bulog Rp4.000,” ujarnya.
Gabah yang behasil diserap Bulog mencapai 10 ton. Kebanyakan petani menanam padi jenis 64 dengan varietas ciherang. Total luas lahan di areal Gapoktan Widodo Manunggal mencapai 350 hektare.
Agus berharap, Bulog dapat menyerap semua gabah hasil panen di hamparan seluas 350 hektare tersebut. Selain itu kerjasama dengan pihak petani diharapkan dapat terus terjalin.