Jogja
Kamis, 25 Februari 2016 - 18:55 WIB

BERAS BULOG : Dulu Disimpan Satu Tahun, Kini Cuma Empat Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sugit Tedjo Mulyono memantau petugas yang menurunkan raskin untuk di didistribusikan pada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) di Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Rabu (24/2/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Beras Bulog kini hanya disimpan empat bulan untung menghindari penurunan kualitas

Harianjogja.com, SLEMAN-Menanggapi berbagai keluhan masyarakat tentang kualitas raskin yang dianggap buruk, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan perubahan pada tahun 2016 ini.

Advertisement

Masa penyimpanan yang pada tahun sebelumnya mencapai satu tahun, tahun ini diperpendek menjadi empat bulan.

Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sugit Tedjo Mulyono menyampaikan, perubahan cara penyimpanan tersebut dilakukan untuk menanggapi keluhan masyarakat tentang beras yang bau apek.

“Tahun kemarin masa simpannya delapan sampai satu tahun jadi ada yang bau [apek] karena masa simpannya lama. Sekarang rata-rata empat bulan,” kata Sugit di sela-sela pemantauan pendistribusian raskin di Balai Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Rabu (24/2/2016).

Advertisement

Selain raskin yang berbau, masyarakat juga mengeluhkan warna beras yang kekuningan dan berkutu. Untuk itu, Sugit menyarankan agar ketika raskin didistribusikan ke titik distribusi, penerima raskin di tingkat desa maupun Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) harus segera mengecek kondisi beras.

“Penggantian beras dalam waktu satu hari. Ya ketika beras kami distribusikan itu,” ungkapnya.

Salah satu RTSPM, Tutik, mengatakan, selama ini raskin yang ia terima terkadang baunya apek. Meski demikian jika dipersentasekan, beras yang ia terima lebih banyak yang berkualitas bagus.

Advertisement

“Selama ini kadang bagus, kadang enggak [bagus]. Labih banyak bagusnya. Enggak bagusnya itu karena bau,” kata perempuan asal Dusun Sempon, Wukirsari ini.

Di Desa Wukirsari sendiri ada Kelompok Masyarakat Sejahtera (Pokmastra) yang bertugas menyalurkan raskin dari Bulog kepada penerima. Pokmastra juga bertugas memastikan kualitas beras.

Ketua Pokmastra Ahmad Mustofa mengatakan, setiap evalusasi raskin yang dilakukan tanggal 1, keluhan akan kondisi beras yang buruk lebih banyak pada beras yang bau apek dan warnyanya kuning.

“Kebanyakan RTSPM itu kan petani. Mereka inginnya raskin yang diberikan itu yang habis digiling. Kan juga tidak bisa Bulog ngasih beras yang baru saja digiling,” ujar dia.

Advertisement
Kata Kunci : Beras Bulog Bulog DIY
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif