Solopos.com, JOGJA — Tak sampai dua bulan, dua mahasiswa di D.I. Yogyakarta menyerah dan mengakhiri hidup diduga karena kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal. Beberapa mahasiswa yang mengalami nasib serupa memilih putus kuliah atau cuti sementara waktu. Sisanya bertahan kuliah dengan berbagai cara meski harus kesulitan setiap semesternya.
Penentuan UKT yang tidak tepat sasaran disinyalir menjadi penyebabnya. Di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sekitar 3.000 mahasiswa mengajukan penurunan UKT tiap tahun. Di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), separuh mahasiswa harus bekerja agar dapat membayar UKT.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.