Jogja
Sabtu, 25 Juni 2011 - 09:18 WIB

Bikin pupuk organik cuma 18 hari

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Proses panjang pembuatan pupuk organik membuat harga produk pertanian yang menggunakan pupuk jenis ini menjadi mahal.

Jika selama ini proses pembuatan pupuk organik yang dipahami banyak petani bisa mencapai satu sampai dua bulan, ternyata di tangan dingin Sumardi, warga Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulonprogo, pupuk nonkimiawi bisa jadi hanya dalam waktu tak lebih dari 18 hari saja.

Advertisement

Ide pembuatan pupuk organik tersebut muncul setelah adanya permintaan beberapa petani terlebih di wilayah pesisir, yang notabene kontur tanahnya berpasir, jelas membutuhkan pupuk lima kali lebih banyak dibanding areal perwasahan.

Berdasarkan pengalaman Sumardi, hanya dibutuhkan 15 kilogram pupuk organik untuk setiap batang tanaman cabai, tanaman yang banyak ditanam di areal lahan pesisir.

Oleh karena itulah, sampai saat ini pria yang kerap diundang kelompok tani lain sebagai instruktur itu, setidaknya dalam sebulan ini sudah empat kali memfermentasi pupuk kompos menjadi pupuk organik.

Advertisement

“Untuk sebuah gunungan, hanya butuh tak lebih dari satu hari saja,” ucap Sumardi, Rabu (22/6). Istilah gunungan diberikannya lantaran hasil akhir pupuk organik tersebut ditumpuk hingga menyerupai gunungan.

Untuk ini, Sumardi menjelaskan tahap awal dengan menegakkan sebuah pipa paralon setinggi kurang lebih dua meter yang dilubangi di sisi kanan-kirinya. “Setiap lubang berjarak 20 sentimeter,” tukasnya.

Baru setelah itu menumpuk jerami kering dan meletakkannya secara melingkar dan menyemprotkan cairan yang mengandung bakteri pengurai (dekomposer). Kotoran ternak, baik dari sapi maupun domba, ditumpuk di atas jerami tersebut yang juga disemprotnya dengan cairan bakteri pengurai.

Advertisement

Setelah tertumpuk rapi, di atasnya kemudian diletakkan dedaunan yang sudah disesuaikan kandungan unsur haranya sesuai dengan kebutuhan.

“Jangan lupa disemprot juga dengan cairan bakteri pengurai,” ungkap Sumardi.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kulonprogo Sabar Widodo mengapresiasi upaya Sumardi dalam menciptakan produk-produk pertanian yang bisa menguntungkan petani. Dengan dukungan pemerintah, Sabar berharap nantinya Sumardi bisa lebih mengembangkan kreativitasnya serta bisa lebih sering menularkan pengetahuannya kepada para petani.(Wartawan Harian Jogja/Arief Junianto)

HARJO CETAK

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif