SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh bangunan mengaduk semen di proyek pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Bisnis properti DIY tahun ini lesu sehingga tidak mencapai target

Harianjogja.com, JOGJA-Tahun 2016 hampir mencapai penghujung, tetapi penjualan di sektor properti masih banyak koreksi. Salah satu hal yang menjadi perhatian besar adalah tidak capai targetnya penjualan properti sepanjang tahun ini.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD DIY Nur Andi Wijayanto mengatakan, penjualan properti di DIY sampai akhir tahun 2016 ini sepertinya di bawah target. “Target kami di 2016 adalah menyuplai 2.200 unit,” katanya melalui pesan singkat, Selasa (6/12/2016).

Andi belum dapat memastikan jumlah unit rumah yang sudah terjual sampai saat ini. Pihaknya hanya mengatakan bahwa pada akhir Desember 2016 nanti, REI akan menggelar pameran dan setelah pameran itu REI akan mendapat kepastian jumlah rumah yang telah terjual sepanjang tahun ini.

Menurutnya, kondisi penjualan properti yang lambat dikarenakan kondisi ekonomi yang melambat. “Semoga tahun depan membaik. Setidaknya dalam beberapa saat terakhir ini ditandai dengan harga beberapa komoditas energi yang mulai sedikit naik,” tuturnya.

Citra Grand Mutiara juga mengalami kondisi yang sama. Marketing Koordinator Citra Grand Mutiara Yhonas Oktavian mengatakan, meski grafisnya naik tetapi secara laju penjualan properti belum terlalu lancar dan masih terjadi perlambatan.

Pihaknya menargetkan tahun ini mampu menjual 30-an unit dengan total nilai Rp50 miliar. Tetapi hingga saat ini masih tersisa12 unit rumah dan enam ruko. “Sekarang masih pada wait and see. Pada ngurusi tax amnesty,” katanya.

Ia menyebut pasar penjualan rumah second justru lebih baik dibandingkan rumah baru. Meski penjualan rumah second tidak melalui manajemen Citra Grand Mutiara tetapi dari pihak-pihak yang membutuhkan bantuan administrasi untuk penjualan rumah second tersebut, dapat terlihat pasarnya lebih bagus.

“Kalau lebih murah nggak juga karena harga [rumah second] kebanyakan sama dengan developer. Mungkin ketersediaan unit yang sudah ready,” kata Yhonas ditanya alasan penjualan rumah second lebih tinggi dibandingkan rumah baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya