SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (Rachman/JIBI/Bisnis)

Bisnis properti DIY tahun 2017 untuk rumah diperkirakan lebih banyak pada kisaran Rp500 juta ke bawah

Harianjogja.com, JOGJA-Penjualan rumah di atas harga Rp500 juta pada 2016 kemarin tidak menggembirakan. Tahun ini pun beberapa pengembang ingin berekspansi menyuplai rumah di bawah harga Rp500 juta yang dinilai masih prospektif.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD DIY Nur Andi Wijayanto mengatakan, penurunan penjualan untuk rumah di atas Rp500 juta mencapai 40%. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan penjualan rumah di bawah Rp500 juta yang masih dinilai lebih baik.

“Dari data tersebut, memang saat ini sebagian kawan-kawan mulai menyiapkan untuk bisa menyuplai produk di harga di bawah Rp500 juta,” kata Andi, Senin (2/1/2016).

REI memahami bahwa kondisi ekonomi yang lemah pada 2016 menyurutkan konsumen untuk membeli rumah, baik vertikal maupun horisontal. Ia mengakui tahun ini target penjualan properti sebesar 2.200 unit rumah tidak bisa terwujud.

Target pertumbuhan nasional 2017 sebesar 5,1% yang tidak terlalu jauh dari realisasi 2016 sebesar 5,06% menurutnya cukup membuktikan bahwa kondisi 2017 tidak akan jauh berbeda dengan kondisi tahun sebelumnya.

Maka salah satu cara agar bisnis properti masih tetap mampu berjalan di 2017 adalah dengan beralih menyediakan hunian di bawah harga Rp500 juta.

Meski mulai berekspansi menyasar rumah yang harganya lebih murah, tetapi tetap tidak dapat dihindari jika permasalahan harga tanah di DIY yang semakin menukik tajam tetap menghantui.

Namun menurut Andi, untuk permasalahan lahan tersebut dapat diatasi dengan mencari alternatif wilayah-wilayah berkembang yang baru. Meski masih enggan menyebut lokasinya, menurutnya masih ada beberapa wilayah di DIY yang memiliki potensi untuk berkembang, selama sesuai dengan tata ruangnya.

Direktur perusahaan properti CV Baypro, Bayu Aji Santoso yang sejak awal membangun properti di wilayah Kalasan dan Prambanan mengklaim dua daerah itu memiliki prospek yang bagus untuk bisnis properti. Meski berada di perbatasan DIY dan Klaten, Jawa Tengah, tetapi akses jalan di daerah tersebut sudah memadai.

Harga lahan di daerah itu lebih murah dibandingkan lahan di jantung DIY. “Wah kalau selisih harga sama kota ya bisa 200 sampai 500 persen, tergantung lokasi kotanya,” katanya.

Masih terjangkaunya harga lahan di Kalasan dan Prambanan menurutnya sangat mendukung pengembang yang ingin mengembangkan properti kelas menengah di daerah itu.

Selain akses jalan yang memadai serta harga lahan yang murah, daerah perbatasan juga menawarkan keindahan alam yang masih asri. Suasana seperti itu sangat cocok bagi pekerja yang ingin melepaskan penatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya