SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Target tersebut, disesuaikan dengan prediksi pertumbuhan selama 2016.

 

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Harianjogja.com, JOGJA—DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menargetkan bisa menyuplai hunian sebanyak 2.200 unit pada 2016.

Ketua DPD REI DIY Nur Andi Wijayanto mengatakan, kondisi perekonomian masih belum pulih benar. Target tersebut, disesuaikan dengan prediksi pertumbuhan selama 2016. REI DIY memprediksi bisnis properti di DIY bisa tumbuh sebesar 10% hingga 14%. Namun, pertumbuhan itu belum bisa memulihkan koreksi yang terjadi pada 2015 karena perlambatan ekonomi.

“Tahun lalu, pertumbuhan kami terkoreksi sekitar 30 persen,” ujar dia pekan lalu.

Ia mengatakan, tahun ini, setelah melakukan banyak pertimbangan, REI optimistis bisa tumbuh hingga 14%. Artinya, suplai hunian dari REI bisa bertambah 14% dibandingkan tahun lalu. Pada 2014, REI bisa menyuplai 2.950 unit. Lataran terkoreksi 30% ada 2015, REI hanya mampu menyuplai hunian sekitar 2.000 unit. Artinya, ada defisit hingga 900an unit. “Tahun ini, kami targetkan bisa menyuplai hunian sekitar 2.200 unit,” ujar dia.

Ia menjelaskan, pertumbuhan properti di DIY sangat tergantung pada orang dari luar DIY. Kebanyakan, mereka memiliki latar belakang yang bekerja di sektor yang paling terpengaruh perlambatan ekonomi seperti perminyakan dan perkebunan. Ia berharap, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah segera memberikan dampak baik.

Ia mengungkapkan, saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Diharapkan, upaya tersebut benar-benar membuahkan hasil sehingga semua sektor bisa sedikit bernapas lega termasuk properti. Selain itu, penurunan harga bahan bakar minyak juga akan menjadi faktor pendukung menguatnya daya beli masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY Arief Budi Santoso sempat mengatakan, kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat sangat didukung. Kebijakan yang terakhir dengan konsentrasi pada pembangunan infrastruktur dinilai sangat tepat. Ia mengatakan, permasalahan pertama yang harus diselesaikan adalah infrastruktur karena nantinya bisa menekan biaya logistik sehingga barang-barang produksi dalam negeri semakin kompetitif.

“Daya saing kita semakin tinggi. Ini kebijakan yang dapat memperbaiki infrastruktur menjadi sangat bagus. [Infrastruktur] di dalam apapun juga, transportasi, irigasi, dan lain-lain. Ini bagus-bagus sekali,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya