SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)
Harianjogja.com, JOGJA-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jogja meminta masyarakat daerah ini mewaspadai cuaca ekstrem yang diperkirakan muncul pada masa pancaroba yang jatuh pada akhir Februari 2014.
“Antara Februari- Maret merupakan masa peralihan menuju musim kemarau. Musim Kemarau sendiri diperkirakan jatuh pada April 2014,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jogja, Tony Agus Wijaya, Selasa (28/1/2014)
Menurut Tony, cuaca ekstrem yang terjadi mulai akhir Februari tersebut akan berpotensi membawa dampak angin kencang, petir, serta hujan lebat meskipun dalam durasi yang singkat.
“Angin puting beliung, gelombang tinggi laut, serta siklon tropis perlu diwaspadai,” kata dia.
Tinggi gelombang laut saat musim pancaroba dapat melebihi kondisi normal yang mencapai hingga tiga meter sehingga perlu diwaspadai oleh kalangan nelayan serta wisatawan pantai.
Selain itu, menurut dia, sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem, masyarakat diimbau untuk merapikan atau memotong pohon yang rimbun di lingkungan masing-masing.
Sementara itu, ia mengatakan, hingga saat ini Jogja masih mengalami puncak musim hujan normal yang terhindar dari gangguan cuaca jangka panjang. Walaupun di sisi lain hingga saat ini gangguan cuaca jangka pendek masih berpotensi muncul secara bervariasi.
Menurut Tony, pada puncak musim hujan yang jatuh pada Januari ini rata-rata memiliki curah hujan cukup sedikit karena ada gangguan cuaca jangka pendek berupa daerah pertemuan angin di Pulau Jawa bagian utara.
“Dengan adanya daerah pertemuan angin di utara Pulau Jawa, curah hujan akan lebih terkumpul di sana, sehingga di Jogja dan sekitarnya curah hujannya cenderung sedikit,” kata dia.