Jogja
Kamis, 3 November 2016 - 09:20 WIB

BOM BANTUL : Ada Kemungkinan Sengaja Dirakit untuk Berikan Teror

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Gegana tengah melakukan olah TKP di lokasi kejadian ledakan, Rabu (2/11/2016) siang. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Bom Bantul terjadi di Dusun Sumber.

Harianjogja.com, BANTUL — Tim Gegana Polda DIY terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi ledakan yang berada di kawasan Dusun Sumber, Desa Sumberagung. Rabu (2/11/2016), sejumlah personel Tim Gegana Polda DIY memang melakukan penyisiran sekaligus melokalisasi area ledakan untuk mencari barang bukti baru.

Advertisement

(Baca Juga : BOM BANTUL : Diduga Berupa Bom Rakitan)

Kasatreskrim Polres Bantul AKP Anggaito Hadi Prabowo menyampaikan dilihat dari potensi ledakan serta barang bukti yang ditemukan, bom rakitan itu sengaja dibuat dalam rangka memberikan teror. Itulah sebabnya lantas pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 dan Labforcab Semarang yang merupakan kepanjangan tangan dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri ikut turun tangan.

“Meski saya belum bisa menjamin itu ada kaitannya dengan terorisme. Itulah sebabnya, biarkan tim penyidik dari Puslabfor dan Densus 88 bekerja dulu,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, hingga kini pihaknya sudah memangil setidaknya 6 orang saksi. Termasuk diantaranya adalah pasangan suami istri pemilik kerbau nahas yang menjadi korban ledakan itu. Sedangkan untuk olah TKP, ia menegaskan bahwa sejauh ini pihak Labforcab Semarang dan Densus 88 sudah merasa cukup.

Sementara kondisi kerbau milik Bardi Bartoatmodjo itu sendiri kini sudah dipastikan mati. Kerbau berumur 1 tahun itu ditemukan mati oleh pihak Polres Bantul, Senin (1/11/2016) malam di kandangnya.

“Ketika itu, jam 23.00 [WIB] polisi hendak memeriksa kondisi kerbau, ternyata sudah ditemukan mati,” kata Susanto, putra Bardi Bartoatmodjo saat ditemui di lokasi kandang kerbau, Selasa (2/11/2016) pagi.

Advertisement

Beberapa jam sebelum mati, tepatnya sebelum maghrib, kerbau itu sempat berontak bahkan hingga keluar kandang. Melihat hal itu, ia dibantu warga lainnya berupaya menenangkan kerbau tersebut.

“Setelah tenang, kerbau itu saya lihat tidak bergerak sama sekali,” imbuh Susanto.

Setelah memastikan hewan piaraannya itu mati, ia pun segera menyiapkan liang berukuran 80 cm x 1,5 meter dengan kedalaman 1,25 meter. Namun lantaran masih menunggu petugas Labforcab Semarang, ia diminta untuk tidak menguburkan kerbau itu terlebih dulu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif