SOLOPOS.COM - Bom Thamrin (Twitter.com)

Bom Sarinah Thamrin menggambarkan pesan politik.

Harianjogja.com, BANTUL-Ledakan bom dan serangan di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1/2016) siang diduga dilakukan kelompok Islamic State Iraq and Syiria (ISIS). Sikap ini seakan menggambarkan pesan politik.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Dosen ahli timur tengah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sidik Jatmika mengatakan, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dibalik serangan tersebut pelakunya ingin menyampaikan pesan politik kepada pemerintah.

“Aksi teror yang mengaku dilakukan oleh ISIS tersebut, pasti ingin menyampaikan pesan politik. Nah, pesan tersebut dilakukan dengan aksi-aksi kekerasan, ditempat strategis yang sering dijadikan tempat nongkrong, serta korbannya antar negara,” papar dosen Hubungan Internasional UMY tersebut, Jumat (15/1/2016) seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com, terima.

Sebelum tahapan aksi kekerasan tersebut, Sidik melanjutkan, kelompok seperti ISIS ini melakukan aksi teror untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. “Aksi yang dilakukan ISIS tersebut yaitu dengan menciptakan rasa takut, sehingga membuat kepanikan masyarakat terkait aksi teror itu. Inilah yang sering dilakukan oleh kelompok-kelompok teror guna menyampaikan motif dibalik serangan tersebut, meskipun justru tidak disukai oleh masyarakat,” terangnya.

Sidik menilai keinginan ISIS menciptakan sebuah negara Islam semakin sulit, sehingga butuh dukungan seluruh Umat Islam. Karena itu, ISIS merambah hingga Asia Tenggara.

“ISIS merasa saat ini posisinya di Suriah semakin terdesak. Cara yang saat ini dirasa cukup ampuh dan efektif dilakukan oleh ISIS guna meraih dukungannya yaitu dengan menggunakan media sosial. Media sosial ini sangat efektif untuk meminta perhatian ke level Internasional,” jelasnya.

Sidik menambahkan gerakan ini menggambarkan penggalangan dukungan untuk mencapai cita-citanya. Namun pemikiran ISIS yaitu jihad dengan cara kekerasan,  tidak sesuai  dengan pemikiran mayoritas umat Islam di Indonesia.
Menurut dia, Islam di Indonesia itu rahmatan lil’alamin, yang berarti umat Islam di Indonesia tidak menyukai kekerasan.

“Sebagai contoh dua organisasi Islam di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Cara mereka berjihad menurut kedua organisasi tersebut yaitu dengan memajukan pendidikan seperti mendirikan sekolah-sekolah, universitas, tanpa didasari perang yang pada akhirnya menciptakan korban,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya