Jogja
Rabu, 4 Januari 2017 - 03:20 WIB

BOP DIY : Anggaran BOP per Siswa Turun Rp1,2 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dana pendidikan (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

BOP DIY mengalami perubahan karena ada pengalihan wewenang pengelolaan

Harianjogja.com, JOGJA — Pengalihan wewenang pengelolaan SMA/SMK dari Kabupaten/Kota ke Pemerintah Provinsi berdampak pada menurunnya jatah anggaran untuk Biaya Operasional Pendidikan (BOP) bagi pelajar di Kota Jogja. Jika sebelumnya Pemkot Jogja memberikan Rp2,28 juta per siswa, namun Pemda DIY hanya menganggarkannya Rp1 juta per siswa. Kepala Sekolah pun harus memutar otak dengan mengurangi rencana pengadaan fisik untuk dialihkan ke program kegiatan siswa.

Advertisement

Kepala SMA Negeri 6 Kota Jogja Miftakodin mengakui adanya penurunan pendapatan sekolah melalui pos biaya operasional pendidikan (BOP) dari APBD. Jika sebelumnya SMA di bawah Pemkot Jogja, APBD Kota Jogja menganggarkan sebesar RP2,28 juta per siswa dengan nama item BOP. Anggaran itu kemudian dikelola untuk kegiatan siswa melalui  Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS). Tetapi, sejak dialihkan ke Pemda DIY terhitung 1 Januari 2017 ini, BOP hanya dianggarkan Rp 1 juta per siswa.

“Kalau dulu dari Kota dapat Rp2,28 juta per siswa, tetapi sekarang [setelah diambilalih Pemda DIY], dapatnya Rp 1 juta per siswa, namanya sama BOP juga,” ungkap di Kompleks Kepatihan seusai pelantikan Kepala Sekolah dan Kasubag TU SMA/SMK se-DIY, Selasa (3/1/2017).

Meski terjadi penurunan anggaran, sekolah tidak menambah beban siswa. Untuk mengatasi ketimpangan anggaran, pihaknya mengalihkan sejumlah pos anggaran, dengan mengurangi beberapa perencanaan pengadaan fisik untuk dialihkan ke kegiatan siswa. Secara spesifik, kata dia, di sekolahnya terdapat sumbangan peningkatan mutu pendidikan (SPMP) yang ditarik dari siswa sesuai kesepakatan bersama komite sekolah sebesar Rp 3 juta. Biaya itu kemudian dipakai untuk menutup sejumlah kegiatan siswa agar tetap berjalan.

Advertisement

“Ada penurunan itu kita tutup dengan biaya SPMP  itu, yang dulunya banyak untuk pembangunan fisik kita alihkan ke situ jadi tidak masalah. Kita rembug dengan komite sekolah, dari fisik sarana prasarana kita alihkan untuk kegiatan sekolah seperti ke ekstra kurikuler, pendalaman materi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif