SOLOPOS.COM - PEMBANGUNAN—Sejumlah pekerja sedang membangun pos keluar di terminal baru di Desa Selang, Kecamatan Wonosari, Selasa (31/7) siang. Terminal baru itu belum dapat digunakan pada Lebaran esok dan direcanakan dapat beroperasi pada akhir 2012. (JIBI/Harian Jogja/Yodie Hardiyan)

PEMBANGUNAN—Sejumlah pekerja sedang membangun pos keluar di terminal baru di Desa Selang, Kecamatan Wonosari, Selasa (31/7) siang. Terminal baru itu belum dapat digunakan pada Lebaran esok dan direcanakan dapat beroperasi pada akhir 2012. (JIBI/Harian Jogja/Yodie Hardiyan)

GUNUNGKIDUL—Rencana perpindahan Terminal Dhaksinarga dari lokasi saat ini di Desa Baleharjo ke tempat baru di Desa Selang masih belum jelas. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) menghadapi berbagai persoalan pelik, seperti belum selesainya pembangunan fasilitas terminal hingga berbagai nada keberatan yang timbul menyangkut rencana boyongan itu.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Gunungkidul menegaskan terminal baru di Desa Selang, Kecamatan Wonosari belum bisa dipakai pada Lebaran tahun ini.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishubkominfo Gunungkidul Munawar mengatakan terminal baru itu masih dalam tahap penyelesaian proyek. “Masih ada tahap penyelesaian,” kata Munawar.

Dia mengatakan bagian terminal baru yang masih diselesaikan adalah masjid, gapura keluar serta dua pos keamanan di dalam dan luar terminal. Berdasarkan pantauan Harian Jogja pada Selasa (31/7) siang, sejumlah buruh masih mengerjakan sejumlah bagian itu.

Selain itu, beberapa bagian lain seperti atap kanopi anjungan penumpang sudah ada yang lepas. Eternit di dalam bangunan juga sudah terkelupas. Pengerjaan fisik proyek ini direncanakan akan selesai Oktober 2012.

Apabila fisik proyek ini selesai, ujar Munawar, Dishubkominfo Gunungkidul akan mengajukan izin operasional ke Kementerian Perhubungan. Munawar mengatakan pengajuan izin dapat dilakukan apabila sarana prasarana terminal sudah siap.

“Nanti akan ada tim dari Jakarta yang mengecek kelayakan terminal ini. Kalau sudah layak, baru akan dikeluarkan izin,” kata Munawar.

Sebelum dioperasikan Dishubkominfo juga akan menyosialisasikan perpindahan terminal lama di Jalan Baron ke terminal baru di Desa Selang.

“Kami juga akan mengurus izin trayek. Sambil jalan kami lengkapi,” katanya.

Munawar mengatakan persoalan sewa lahan terminal Dhaksinarga di Jalan Baron akan dirembuk Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Anggaran untuk pembangunan terminal baru ini dari APBN serta APBD. “Kalau pembangunan masjid, pos keamanan dan gapura itu dari APBD,” katanya.

Sementara, pematangan  lahan terminal sejak 2007.

Kepala Bidang Transportasi Dishubkominfo Gunungkidul Samsudin Effendi mengatakan pihaknya akan segera menyosialisasikan perpindahan terminal lama ke terminal baru kepada awak angkutan. “Nanti pasti kami kabari,” katanya.

Salah seorang perwakilan agen bus, Endang, 50, mengatakan belum pernah mendapat sosialisasi dari Pemkab Gunungkidul terkait perpindahan terminal. “Enak di sini [terminal lama], karena ruangannya lebih besar,” katanya.

Di terminal di Selang, ruang yang disediakan untuk para agen memang berukuran lebih kecil yakni sekitar 2 x 1,5 meter.

Tak Seusai Harapan

Selain itu, rencana perpindahan terminal jugamelainkan rencana itu belum sesuai harapan seluruh pihak terkait.

Agen tiket dan perwakilan perusahaan bus antarkota antarprovinsi (akap) masih keberatan menempati terminal baru. Agen bus menilai tempat yang disediakan untuk agen-agen bus malam kurang representatif karena sempit,  kurang dari dua meter persegi.

Dono Tiwikromo, perwakilan Perusahaan Otobus (PO) Santoso di Gunungkidul mengatakan saat ini belum tersedia sarana penunjang seperti jaringan listrik dan telepon untuk agen tiket.

“Ukuran ruangan disana seukuran dengan WC,” katanya belum lama ini.

Lain hanya dengan Paguyuban Angkudes Gunungkidul Bersatu. Ketua paguyuban Subarjo memastikan awak angkudes siap pindah ke terminal baru. Namun, satu masalah yang masih mengganjal adalah penataan jalur trayek baru.

Angkudes meminta agar rencana penataan trayek angkutan yang telah selesai disusun segera disosialisasikan dan mengakomodasi berbagai masukan.

“Sampai saat ini kami belum menerima jalur trayek versi terbaru. Ini yang sebenarnya perlu segera disosialisasikan agar perpindahan tidak berlarut-larut seperti ini,” ujar Subarjo.

Sebelumnya Sekretaris Dishubkimnfo Gunungkidul Budi Santoso menguraikan pengoperasian terminal baru harus memenuhui berbagai persyaratan dokumen sebagai lampiran dalam pengajuan surat izin operasi ke Kementrian Perhubungan.



Sementara, anggota DPRD DIY Ternalem PA mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul untuk memboyong terminal. Pasalnya, sejak dimulainya pembangunan, Pemerintah Provinsi DIY telah mengeluarkan Rp2,5 miliar. Saat mengajukan anggaran, Pemkab Gunungkidul menjanjikan pindahan terminal sebelum Lebaran tahun ini.

“Tetapi ternyata molor lagi, padahal dari pemberian anggaran waktu itu Rp2,5 miliar ternyata anggarannya pun hanya terserap Rp1,9 miliar. Ada sisa anggaran Rp600 juta yang diharapkan bisa sampai tahap finalisasi pekerjaan, namun ternyata molor dan molor,” kata Ternalem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya