Jogja
Rabu, 31 Oktober 2012 - 14:31 WIB

BPBD DIY Siap Hadapi Banjir Lahar

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Kali Code. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kali Code menjadi salah satu yang paling rawan banjir saat musim hujan. (Desi Suryanto.JIBI/Harian Jogja/ilustrasi)

JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan siap menghadapi ancaman banjir lahar dingin menyusul hujan yang diperkirakan terjadi akhir tahun ini.

Advertisement

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD DIY mengatakan dari laporan BMKG, musim hujan berlangsung antara bulan November 2012 sampai dengan Mei 2013. Puncak hujan terjadi pada Januari 2013 yang berpotensi besar membawa material vulkanik sisa erupsi Merapi yang diperkirakan masih 60 – 80 juta meter kubik.

“Yang kami lakukan pertama koordinasi dengan instansi teknis BPPTK, BBWS dan BMKG. Telah disampaikan perkiraan musim hujan bulan November sampai Mei yang puncaknya Januari. Di sisi barat seperti Kulonprogo akan terjadi puncak hujan pada November,” katanya usai bertemu dengan Komisi A DPRD DIY, Rabu (31/10/2012).

Sejumlah alur kali yang harus diwaspadai adalah Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong – Code dan Kali Krasak. Dari beberapa alur kali tersebut yang paling berpotensi banjir paling besar adalah Code karena morfologi alur yang menyempit. Hal itu terjadi karena di wilayah Sleman dengan nama kali Boyong cukup lebar, tapi memasuki perkotaan dengan nama Kali Code semakin sempit dan padat penduduk.

Advertisement

Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi mempersiapkan musim hujan ini mengusulkan anggaran dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) 2013 sebesar Rp7 miliar. Digunakan untuk berbagai macam kegiatan BPBD termasuk menyediakan dana bagi relawan yang bertugas sebagai garda depan Tim Reaksi Cepat (TRC). “Mereka yang paling cepat bereaksi ketika terjadi bencana. Kita anggarkan dalam pos antisipasi bencana,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif