SOLOPOS.COM - Sejumlah warga bersama relawan, TNI dan Polisi belajar melakukan memberikan pertolongan pertama dan evakuasi korban bencana tanah longsor pada medan sulit dalam simulasi bencana tanah longsor di Desa Hargomulyo, Sambipitu, Gedangsari, Gunungkidul, Kamis (5/12/2013). Kegiatan digagas oleh Pokja Bencana Fakultas Kedokteran UGM tersebut menjadi sarana bagi warga berlatih menjadi relawan untuk dapat menolong warga lain dengan menggunakan benda yang ada di alam sekitar. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kekurangan personel tim pencarian dan penyelamatan atau ‘search and rescue’ (SAR) untuk menangani bencana tanah longsor dan angin kencang.

Kasi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Sutaryono mengatakan saat ini jumlah anggota SAR sebanyak 85 orang, sehingga masih jauh dari harapan.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

“Anggota SAR tersebar di sejumlah wilayah seperti kawasan pantai dan yang lain,” kata Sutaryono.

Ia mengatakan personel SAR yang jumlahnya terbatas tersebut harus menjaga kawasan pantai yang panjangnya mencapai 70 kilometer. Terlebih hingga sekarang masih banyak pantai-pantai yang banyak dikunjungi wisatawan tetapi belum ada SAR.

“Hal ini merupakan tantangan untuk segera menambah petugas penyelamat,” kata dia.

Dia mengatakan idealnya setiap pantai dijaga 25 personel tim SAR dan bertugas dengan pembagian waktu. Mereka bertugas secara begiliran sehingga membutuhkan personel yang cukup.

“Namun faktanya hingga kini belum semua ada personel SAR di setiap pantai,” katanya.

Namun demikian, menurut dia, merekrut anggota SAR tidak mudah karena harus memiliki dasar kemampuan penyelamatan dan keberanian. Selain itu, harus siap tidak memikirkan upah karena bersifat sukarela.

“Untuk penambahan personel akan dikaji terlebih dahulu karena menyangkut juga kesiapan SDM. Untuk menambah kecakapan anggota kami menggelar latihan di Sungai Oya,” katanya.

Kegiatan yang berlangsung di Sungai Oya, kata Sutaryono menjadi bagian kegiatan BPBD terhadap anggota TRC.

“Pada saat tidak ada bencana, kami terus melakukan pelatihan, sehingga jika nanti ada kejadian korban tenggelam di laut, sungai atau telaga, TRC bisa melakukan pertolongan atau evakuasi dengan benar,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Tim SAR Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan berbagai pelatihan bagi personel SAR untuk melatih kesiapan anggota menghadapi bencana. Hal ini bertujuan mereka terampil menangani korban apabila ada bencana.

“Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang berpotensi terjadi angin kencang dan tanah longsor. Selain itu, Gunung Kidul memiliki panjang pantai sepanjang 17 kilometer. Sehingga membutuhkan tim SAR yang tangguh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya