SOLOPOS.COM - Warga Sambiroto, Purwomartani, Kalasan, saat latihan persiapan mengikuti Karnaval Keprajuritan Nusantara 2014 di Lapangan Sambiroto, Purwomartani, Kalasan, Kamis (9/10/2014) malam. (Foto Dokumen Disbudpar Sleman)

Harianjogja.com, SLEMAN—Kabupaten Sleman mewakili DIY dalam Karnaval Keprajuritan Nusantara 2014 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (12/10/2014) besok.

Bregada Bathok Bolu asal Sambiroto, Purwomartani, Kalasan Sleman akan tampil membawakan fragmen berjudul Mustikaning Katonggo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam sinopsis fragmen tersebut, dikisahkan kepahlawanan salah seorang keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono IV, Pangeran Ganti, berjuang melawan binatang buas dan mahkluk gaib penghuni Hutan Katonggo. Pangeran Ganti berusaha membuka hutan tersebut untuk dijadikan lahan pertanian bagi rakyatnya.

Para penghuni Hutan Katonggo menghalangi niat Pangeran Ganti. Namun, dengan gagah berani, Pangeran Ganti akhirnya berhasil membuka Hutan Katonggo. Hal itu kemudian disimbolkan dengan sebuah kendi berisi air perwita sari sebagai lambang kemakmuran.

“Hingga sekarang, kisah ini masih tetap diperingati masyarakat Sambiroto melalui upacara adat Bathok Bolu yang dilaksanakan setiap Bulan Sapar dalam kalender Jawa,” kata Eko Feryanto, sutradara sekaligus penata tari Mustikaning Katonggo, saat ditemui di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kabupaten Sleman, Jumat (10/10/2014).

Eko mengungkapkan, latihan telah dilakukan 10 kali selama satu setengah bulan. Rombongan sebanyak 150 orang dijadwalkan berangkat ke Jakarta pada Jumat sore. “Masyarakat sudah siap tempur,” kata Eko.

Kepala Disbudpar Sleman, Ayu Laksmidewi mengatakan, Karnaval Keprajuritan Nusantara merupakan ajang strategis bagi upaya pelestarian dan peningkatan apresiasi, baik bagi kalangan pelaku seni budaya maupun masyarakat umum. “Seni dan budaya memiliki peran signifikan untuk membangun peradaban manusia yang adiluhung,” ujar Ayu.

Ayu menambahkan, pelestarian seni budaya tidak bisa dipisahkan dengan peran aktif dari para stakeholder dan masyarakat umum. “Kita semua perlu bersinergi membangun peradaban melalui pelestarian seni dan budaya di masing-masing daerah,” paparnya.

Menurut Ayu, pengiriman kontingen Bregada Bathok Bolu dalam Karnaval Keprajuritan Nusantara 2014 bukanlah tujuan utama.

“Hal terpenting terletak pada makna perjuangan mempertahankan ibu pertiwi benar-benar tertanam dan terinternalisasi dalam bregada tersebut. Diharapkan, semangat perjuangan itu terus tertanam pada generasi berikutnya,” ungkap Ayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya