SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan buaya terhadap manusia (Kp.ru)

Sejumlah warga mengetahui umpan yang diletakkan untuk menarik perhatian buaya telah dimakan.

Harianjogja.com, BANTUL-Buaya muara, yang meresahkan warga di sekitar aliran Sungai Opak, Dusun Karang, Tirtohargo, Kretek gagal tertangkap.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Salah seorang warga setempat bernama Yudiyanta mengatakan, pada Rabu (1/2) pagi, sejumlah warga mengetahui umpan yang diletakkan untuk menarik perhatian buaya telah dimakan. Pelampungpun ikut terbawa oleh buaya yang menarik umpan. Selanjutnya, anggota tim Search and Rescue (SAR), Polair Polda DIY, dan beberapa warga mendekati buaya dengan menggunakan perahu.

“Nah, biasanya kan kalau menangkap pakai jaring itu kadang dilonggarkan, kadang ditarik kencang, tapi tadi sepertinya posisi tegang terus, jadi jebol jaringnya, rusak,” kata dia, ditemui usai mencari rumput di tepian sungai.

Yudiyanta mengaku takut untuk beraktivitas di tepian sungai, kendati demikian ia memberanikan diri sembari memasrahkan nasibnya kepada Tuhan. Ia berharap, agar orang-orang yang sudah berusia lanjut mengurangi aktivitas, terutama mencari rumput di tepian sungai tersebut. Khawatir ketika sedang merumput, nanti ada buaya yang menyerang.

Warga lainnya yakni Giyanto mengungkapkan, kehadiran buaya yang sesekali muncul di permukaan air ini sudah meresahkan warga. Ia menyayangkan, buaya harus ditangkap dalam keadaan hidup, mengingat sejauh ini buaya belum sampai memangsa warga.

“Kalau boleh ditangkap dalam keadaan mati, mungkin sudah ditembak dan ditangkap sejak beberapa waktu lalu,” imbuhnya.

Komandan Sarlinmas Wilayah 3 Ali Sutanta Jaka Saputra didampingi Sekretarisnya Taufik Faqi Oesman mengungkapkan, sekitar sekitar pukul 06.00 WIB, saksi Tugiran melihat umpan di Sungai Opak, Dusun Karang sudah disambar buaya. Hal itu terlihat setelah jeriken yang difungsikan sebagai pelampung terus bergerak di Sungai Opak. Kejadian itu langsung dilaporkan ke SAR Bantul, dengan perahu warga bersama personel Polair Polda DIY turun menyusuri sungai untuk memantau pergerakan pelampung itu.

Ali mengungkapkan sekitar dua jam lebih buaya terus bergerak tanpa arah di sepanjang sungai, termasuk menepi ke sisi barat dan timur. Peristiwa itu bahkan disaksikan langsung oleh masyarakat. Kemudian pelampung berlahan bergerak menepi di sisi barat. Melihat buruannya sudah terpojok ditepi sungai yang dangkal, warga berusaha memasang jaring melingkar. Tujuannya untuk membatasi ruang gerak buaya itu. Namun belum sempat dilakukan upaya penangkapan hewan tersebut langsung menerobos keluar dari lingkaran jaring.

Ali meminta kepada pihak-pihak yang ahli menangani buaya liar untuk bersama-sama melakukan penangkapan.

“Kami berharap oraganisasi-organisasi yang piawai menangani buaya ikut membantu. Karena kami dari SAR tentunya tidak mengusai secara teknis,” jelas Ali.

Jika buaya itu tidak segera ditangkap menimbulkan kekhawatiran bagi warga di sekitar sungai Opak. Setelah upaya penangkapan pertama gagal, SAR kembali memasang umpan di sekitar Karang Tirtohargo Kretek Bantul.

Dalam peristiwa itu Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polres Bantul Jan Benyamin langsung turun lapangan untuk memantau personelnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya