SOLOPOS.COM - Surat, salah satu pembudidaya lele dari Kelompok Gawe Mino mengambil ilak lele yang mati. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Budidaya lele di Bantul menghadapi masalah serangan jamur

Harianjogja.com, BANTUL-Puluhan kolam milik Kelompok Gawe Mino yang ada di kawasan dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo terserang jamur. Akibatnya, ikan lele yang dibudidayakan oleh kelompok tersebut mati secara berkala.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Surat, salah satu anggota kelompok mengakui, serangan jamur itu pertama kali diketahui saat awal musim penghujan lalu. Penyakit jamur yang ditandai munculnya bercak-bercak merah di sirip dan kulit bagian mata ikan itu muncul di 1-2 kolam saja.

“Setelah kolam itu sembuh, giliran kolam lainnya yang terserang,” katanya saat ditemui di kolam budidaya kelompok Gawe Mino, Rabu (2/12/2015) siang.

Sedangkan di kolam miliknya, serangan jamur itu baru ia ketahui Selasa (1/12/2015) lalu. Ketika itu, ia dikejutkan dengan matinya beberapa ekor ikan lele di salah satu kolamnya. “Setelah saya cek, ternyata ada bercak-bercak merah di tubuhnya. Dari pagi sampai siang ini saja, sudah ada 5 ekor yang mati,” imbuh Surat.

Ia mengakui, sejauh ini jumlah lele yang mati sudah terbilang cukup banyak. Jika ditotal, bobot lele yang mati sejak hari pertama lalu, bisa mencapai lebih dari 5 kilogram. Padahal, terkait dengan serangan jamur itu sendiri, ia mengaku sudah hampir 3-4 tahun terakhir, pihaknya tak pernah mengalami serangan tersebut.

Karena itulah, ia membantah adanya anggapan jika serangan jamur itu lantaran pihaknya mengambil air dari sungai. “Baru kali ini,” katanya.

Ketua Kelompok Gawe Mino, Hermawan mengakui, sampai saat ini belum adanya kepanikan yang diarasakan oleh anggotanya. Saat mengetahui kolamnya terserang jamur, anggotanya sudah mengambil tindakan cepat.

Beberapa hal yang dilakukan oleh anggotanya adalah dengan menaburkan garam sebagai pertolongan pertama. Selain itu, anggotanya juga menyiasati dampak serangan itu dengan mengurangi porsi pakan.

Pihaknya percaya, sisa pakan yang mengendap di dasar kolam sangat rentan memunculkan bakteri. Oleh karena itulah, dengan mengurangi intensitas pemberian pakan, kebersihan air pun tetap bisa dijaga. “Selain itu, jika terserang, kami juga harus rajin mengganti air,” imbuhnya.

Ia menambahkan, kebanyakan ikan lele yang diserang jamur tersebut, adalah ikan yang baru memasuki umur 2 bulan. Gejala awal serangan jamur itu biasanya mulai terlihat saat ikan mulai kerap berenang tegak lurus dengan mulut menghadap ke atas. “Kalau sikap berenang ikan sudah seperti itu, biasanya ikan itu sudah terserang penyakit,” ucapnya.

Dengan serangan jamur itu, ia bisa memastikan angka produksi kelompoknya pun akan menurun. Sejauh ini, penurunan itu memang belum begitu signifikan. Dari total rata-rata produksi 1,2 kuintal per kolam dengan populasi mencapai 1.200 ekor, kerugian akibat serangan itu hanya terhitung 2-5 kilogram saja. “Tapi kalau tidak segera ditemukan teknik antisipasinya, saya khawatir kerugian akan semakin banyak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya