Jogja
Rabu, 3 Agustus 2022 - 19:16 WIB

Bukan Tukang Parkir, Ini Pekerjaan Suporter PSS Sleman yang Meninggal

Abdul Hamid Razak  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo melayat ke rumah duka di Tambakbayan, Condongcatur, Depok, Sleman, Rabu (3/8/2022). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Solopos.com, SLEMAN — Tri Fajar Firmansyah, suporter PSS Sleman, meninggal dunia dalam aksi tawuran antarsuporter di Jogja pada pekan lalu. Tri meninggal dunia di RSPAU Hardjolukito pada Selasa (2/8/2022) pukul 14.10 WIB.

Tri merupakan korban salah sasaran saat adanya insiden tawuran antara suporter Persis Solo dengan PSIM Jogja pada 25 Juli lalu.

Advertisement

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Tri bekerja sebagai seorang juru parkir. Namun, hal itu dibantah oleh ayah Tri Fajar, Wahyudi.

Wahyudi mengatakan anaknya bukan bekerja sebagai juru parkir, tetapi driver online. Tri merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Advertisement

Wahyudi mengatakan anaknya bukan bekerja sebagai juru parkir, tetapi driver online. Tri merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Tri dirawat selama delapan hari di RSPAU Hardjolukito dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal, Bupati: Jangan Ada Main Hakim Sendiri!

Advertisement

Wahyudi mengatakan anaknya memang seorang suporter PSS Sleman. Namun, anaknya tidak tahu apa-apa mengenai keributan antara suporter Solo dengan suporter Jogja pada waktu itu.

Dia pun meminta supaya kasus kematian anaknya diusut tuntas. Dia berharap tidak ada lagi suporter yang meninggal dalam peristiwa tersebut.

“Biar tidak merembet ke mana-mana, kami minta [kematian Tri] diusut tuntas. Cukup anak saya yang kena [korban] musibah ini,” kata dia.

Advertisement

Baca Juga: Tak Kenakan Jilbab, Siswi SMPN di Bantul Ditegur Guru, Begini Ceritanya

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, yang datang ke rumah duka menyampaikan perihatin atas meninggalnya suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian yang menimbulkan korban seperti ini. Sepak bola salah satunya untuk membangun persatuan, bukan saling menghancurkan,” ungkap Kustini.

Advertisement

Dia menegaskan seluruh suporter sejatinya satu keluarga, sesaudara, terlepas dari perbedaan klub yang didukung. Ia berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang. Kustini meminta seluruh pihak saling bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi.

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal, Brajamusti Pembunuh Trending di Twitter

“Jangan ada korban lagi. Saya minta [peristiwa] ini yang terakhir, jangan ada lagi korban. Kita semua adalah saudara yang seharusnya saling mendukung dan menyayangi. Bukan memusuhi,” terang Kustini.

Kustini menyerahkan penanganan tersebut sepenuhnya kepada kepolisian. Dia berharap seluruh suporter PSS Sleman agar bersabar, menunggu hasil penyelidikan dan tidak melakukan tindakan anarkistis.

“Saya harap semua bersabar, jangan ada tindakan sweeping atau lain sebagainya yang main hakim sendiri. Serahkan pada kepolisian. Saya percaya polisi akan transparan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas,” harap Kustini.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Curhat Ayah Suporter PSS Sleman yang Meninggal Dunia karena Salah Sasaran

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif