Jogja
Selasa, 14 Mei 2024 - 12:06 WIB

Bukit Menoreh Daerah Epidemi Malaria, Banyak Temuan Kasus Pasca-Pandemi Covid

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pemandangan salah satu sisi perbukitan menoreh di Desa Banjaroya, beberapa waktu lalu. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria di kawasan Bukit Menoreh seiring masih adanya kasus malaria di wilayah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami, di Kulonprogo, Selasa (14/5/2024), mengatakan Kulon Progo telah mendapat sertifikat eliminasi bebas endemi malaria dari Kementerian Kesehatan, namun pascapandemi Covid-19 muncul kembali kasus malaria.

Advertisement

“Pascapandemi Covid-19, di kawasan Bukit Menoreh banyak ditemukan kasus malaria. Namun, saat ini sudah terkendali. Berdasarkan data Dinas Kesehatan masih ada enam kasus malaria,” kata Sri Budi Utami, dilansir Antara.

Ia mengatakan wilayah Bukit Menoreh di Kulon Progo masih epidemi malaria, sehingga dinkes meningkatkan kewaspadaan terhadap pendatang dari wilayah endemi malaria seperti Papua.

Advertisement

Ia mengatakan wilayah Bukit Menoreh di Kulon Progo masih epidemi malaria, sehingga dinkes meningkatkan kewaspadaan terhadap pendatang dari wilayah endemi malaria seperti Papua.

Kawasan Bukit Menoreh meliputi Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Purworejo, Jawa Tengah, yang masih endemi malaria.

“Petugas akan mengambil darah yang bersangkutan. Ini sebuah kewaspadaan,” katanya.

Advertisement

“Kami juga melakukan penguatan kemandirian masyarakat dalam mencegah munculnya kasus baru malaria dengan melalui promosi berkelanjutan,” katanya.

Menurut dia, Pemkab Kulon Progo juga telah mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2013 tentang Eliminasi Malaria, yang menjadi pedoman dalam upaya meraih status eliminasi kabupaten.

Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2013 sebagai bentuk komitmen terhadap penanganan malaria.

Advertisement

“Pada awal 2022 Kabupaten Kulon Progo dilakukan penilaian eliminasi malaria dan berhasil memperoleh Sertifikat Eliminasi Malaria dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia,” kata Sri Budi Utami.

Setelah menerima Sertifikat Eliminasi Malaria, saat ini Kulon Progo memasuki masa pemeliharaan eliminasi malaria.

Pada masa pemeliharaan ini maka peran semua pihak sangat diharapkan untuk bersama-sama mempertahankan.

Advertisement

Di antaranya sektor pariwisata, kebudayaan, ketenagakerjaan, pendidikan, perhubungan, dan sektor-sektor lainnya yang sangat menentukan terpeliharanya status eliminasi malaria ini.

Selain itu, Kulon Progo berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di mana di dua kabupaten ini kasus malaria juga masih ditemukan, bersifat fluktuatif.

“Sehingga kerja sama lintas batas ini sangat penting untuk diperhatikan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif