Jogja
Selasa, 2 Juli 2013 - 11:59 WIB

Bulan Puasa, Polisi Minta Ormas Tak Lakukan Sweeping

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com SLEMAN–Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) tertentu kerapkali melakukan sweeping terhadap tempat hiburan malam ketika jelang Ramadhan. Karena rentan terjadi gesekan dengan masyarakat, kepolisian menghimbau agar ormas tidak melakukan hal tersebut.

Advertisement

Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana menegaskan tugas melakukan pengamanan dan penertiban adalah menjadi wewenang kepolisian. Karena itu sebaiknya ormas tidak melakukan sweeping jelang Ramadhan terutama pada tempat yang menganggu kekhusyukan dalam beribadah.

Pihaknya sudah melakukan langkah preventif dan preemptif terkait penanganan kamtibmas jelang ramadhan ini dengan mengajak komponen masyarakat.

Ia mengimbau agar sejumlah pihak yang menjadi sumber ketidakkhidmatan dalam menjalankan ibadah sebaiknya bisa menjaga diri. Pihaknya tidak akan memberikan toleransi terutama pada peredaran minuman keras illegal.

Advertisement

“Situasi ini menjelang puasa ayo kita saling jaga diri, karena Bhinneka Tunggal Ika masing-masing ada pada koridor, kalau menganggu tolong dikurangi waktunya,” ujar Haka kepada wartawan di Mapolda DIY Senin (1/7/2013).

Karena sudah dilakukan aparat kepolisian, Haka mengatakan ormas tidak perlu turun melakukan sweeping. Sebaiknya ormas memberikan kepercayaan kepada polisi untuk menjalankan kamtibmas jelang Ramadhan tersebut agar berjalan dengan baik. Komunikasi dengan sejumlah ormas terkait hal ini sudah dilakukannya secara intensif.

“Sehingga mereka [ormas] tidak perlu turun, saya sudah sampaikan ayo sama-sama saya berikan kepercayaan,” ungkapnya.

Advertisement

Kendati demikian jika masih ada yang di luar sepengetahuannya ada ormas yang melakukan pelanggaran terkait kamtibmas ini sebaiknya masyarakat segera memberikan informasi kepada polisi. Pihaknya menyadari tidak semuanya bisa terdeteksi dengan baik. Terutama mengingatkan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya perselisihan pertengkaran sampai dengan perkelahian dan penganiayaan.

“Kalau ada pelanggaran hukum karena kita alat penegak hukum kita tindak, tetapi penegakan hukum itu upaya terakhir bagi saya,” ucapnya.

Sementara terkait dengan aksi premanisme yang menganggu keamanan, Haka masih tetap menggunakan pendekatan budaya.

Belum ada evaluasi khusus terkait pendekatan tersebut karena masih berjalan. Kendati demikian upaya merangkul sejumlah komunitas seperti sepeda motor sudah dilakukan. Selain itu patrol tiap malam juga dilakukannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif