SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, JOGJA–Target penyerapan beras tahun ini melampaui target dari rencana 40.000 ton menjadi 44.000 ton per Senin (28/10/2013). Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) DIY melakukan koreksi dan ditargetkan penyerapan beras dapat mencapai 65.000 ton hingga akhir tahun ini.

“Per hari ini sudah mencapai hampir 44.000 ton. Dari target awal sudah terpenuhi dan pengadaan akan terus berjalan sepanjang barang [beras] memungkinkan kami beli,” ujar Kepala Bulog Divre DIY Awaludin Iqbal saat ditemui wartawan di kantornya, Senin.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Iqbal mengatakan, target sebelumnya dipatok dapat terserap 40.000 ton, kini ditargetkan penyerapan beras dapat mencapai 65.000 ton. Setiap harinya rata-rata penyerapan beras yang masuk ke Bulog mencapai 200 ton sampai 300 ton. Saat ini Bulog Divre DIY memiliki empat gudang beras yang menampung beras-beras dari petani.

“Beras-beras tersebut ditampung di empat gudang Bulog yang ada di Gunungkidul, Wates, Bantul dan Kalasan. HPP beras yang kami beli dari petani sebesar Rp6.600 per kilogram,” imbuh Iqbal.

Penampungan beras tersebut terbesar masih tertampung di gudang Bulog Kalasan. Gudang ini dapat menampung 2.000 ton sampai 3.500 ton. Sementara gudang lainnya kapasitas penampungan beras dari petani masih relatif sedikit. “Beras-beras ini diserap melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan mitra Bulog di wilayah DIY,” jelas Iqbal.

Hingga saat ini penyerapan beras ke Bulog terbesar masih disumbang dari kabupaten Bantul dan Kulonprogo. Kontribusi beras dari Bantul yang terserap Bulog bisa mencapai 50% dibanding wilayah ini. Pada Senin kemarin tercatat penyerapan beras di wilayah ini mencapai 19.700 ton.

“Sedangkan untuk Kulonprogo tercatat terserap sebanyak 16.500 ton. Wilayah Sleman penyerapannya tidak banyak karena beras dari petani bisa langsung dipasarkan ke masyarakat. Bulog kan, tidak memonopoli pasar,” tandas Iqbal.

Untuk target penyerapan beras di tahun depan, Iqbal belum dapat memastikannya. Pasalnya target yang terkoreksi nantinya akan bergantung pada potensi panen yang ada di tingkat petani. Potensi panen baru akan nampak pada bulan Februari hingga Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya