SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran pelajar. (Freepik)

Solopos.com, BANTUL — Buntut aksi tawuran antara geng pelajar Bantul dan Jogja di Ring Road Selatan, aparat Kepolisian Resor (Polres) Bantul menggelar pertemuan dengan sejumlah kepala sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Pertemuan itu digelar di Aula SMAN 1 Bantul, Kamis (11/11/2021).

Dalam pertemuan itu dibahas tawuran geng pelajar yang menyebabkan jatuhnya satu korban jiwa, sekaligus mencari solusi agar hal serupa tidak lagi terjadi di Bantul.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

“Pertemuan ini merupakan upaya jajaran Polres Bantul untuk meningkatkan kemitraan dengan para kepala sekolah. Selain itu, untuk menyamakan visi dan misi dalam mencari solusi terbaik mencegah tawuran antara geng sekolah,” kata Kapolres Bantul AKBP Ihsan.

Baca juga: Sekolah di Bantul Bantah Siswa Terlibat Tawuran Pelajar

Dalam pertemuan tersebut, Kapolres meminta saran dan masukan serta informasi dari pihak sekolah guna mencegah kejadian tawuran antar-geng pelajar di Bantul.

Ihsan mengaku pihaknya tidak melarang keberadaan geng sekolah selama melakukan kegiatan positif. Namun apabila melakukan pelanggaran hukum maupun mengganggu ketertiban umum, maka pihaknya akan menindak tegas.

Kapolres Bantul berharap permasalahan tawuran geng pelajar dapat diangkat ke forum yang lebih tinggi, seperti focus group discussion (FGD). Bahkan, Ihsan mengharapkan adanya peraturan daerah yang khusus menangani persoalan tersebut.

Ihsan juga memerintahkan agar jalinan komunikasi antarapihak sekolah dengan polisi dapat terus ditingkatkan, “Tujuannya agar segala permasalahan menyangkut geng sekolahan dapat diantisipasi sejak dini di level bawah,” jelasnya.

Baca juga: Surat Perjanjian Tawuran Geng Pelajar di Jogja Viral, Ini Isinya

Terpisah, Kepala Divisi Humas Jogja Police Watch (JCW), Baharuddin Kamba, mengecam aksi kekerasan berupa tawuran yang melibatkan geng pelajar di Bantul itu.

“JPW juga mendukung pihak kepolisian melakukan penegakan hukum kepada pelaku dugaan kekerasan antargeng tersebut agar menjadi contoh efek jera bagi pelaku yang lainnya. Aksi kekerasan antargeng jelas merusak citra Jogja sebagai kota pelajar,” kata Kamba.

JPW meminta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas aksi kekerasan antargeng yang terjadi di Bantul. Selain itu, JPW juga meminta sekolah harus menciptakan lingkungan pendidikan yang memberikan ketenangan, keamanan dan kenyamanan bagi para peserta didik untuk belajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya