Jogja
Senin, 30 November 2015 - 13:20 WIB

BUNUH DIRI GUNUNGKIDUL : Ada 27 Kasus Bunuh Diri, Mulai Gantung Diri hingga Terjun ke Luweng

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Bunuh diri di Gunungkidul masih saja terjadi, hingga akhir November ini, ada 27 kasus

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Data dari Polres Gunungkidul hingga akhir November sudah ada 27 orang yang bunuh diri. Rinciannya 24 kasus gantung diri, satu kasus terjun ke luweng, satu kasus masuk sumur dan satu kasus lagi minum racun.

Advertisement

“Meski kasus tiap tahunnya terus berubah-ubah, namun kebanyakan bunuh diri masih didominasi dengan cara gantung diri,” kata Panit Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino saat ditemui di ruang kerjanya di akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan angka bunuh diri pada tahun lalu, maka jumlah sekarang ada peningkatan. Tahun lalu jumlah kasusnya mencapai 19 kasus, dengan rincian 18 gantung diri dan satu kasus lagi loncat ke dalam sumur.

“Bunuh diri tertinggi terjadi di 2012 lalu dengan 40 kasus. Saking banyaknya kasus bahkan sampai ada penelitian tentang bunuh diri di sini,” ujar Ngadino.

Advertisement

Dia menambahkan bunuh diri yang terjadi disebabkan beberapa faktor mulai dari masalah ekonomi hingga penyakit yang menahun. Untuk mengantisipasi bertambahnya kasus bunuh diri, petugas polisi melalui Babinkantimbas di seluruh desa.

Para petugas dengna bekerja sama dengan tokoh masyarakat melakukan pendataan terhadap orang yang memiliki potensi bunuh diri. “Selain itu melalui kegiatan masyarakat diberikan siraman rohani untuk menguatkan mental masyarakat,” kata Ngadino.

Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Ida Rochmawati mengatakan, penyebab bunuh diri dikarenakan depresi. Untuk itu, penderita gangguan jiwa butuh pertolongan, dan bukan untuk diabaikan hak-haknya.

Advertisement

“Suka tidak suka, mereka hidup berdampingan dengan kita. Jadi, akan lebih baik memberikan pertolongan, karena dengan mengucilkan mereka membuat kondisi penderita jadi semakin parah,” tutur Ida.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif