Jogja
Senin, 12 September 2016 - 13:20 WIB

BUNUH DIRI GUNUNGKIDUL : Angka Tinggi, Pemkab Bentuk Satgas Berani Hidup

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jasad korban pembunuhan (JIBI/Solopos/Dok.)

Bunuh diri Gunungkidul diatasi dengan membentuk satgas.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL  – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, menyatakan pembentukan “Satgas Berani Hidup” guna menekan angka bunuh diri di wilayah ini.

Advertisement

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia dicanangkan International Association for Suicide Prevention (IASP) dan World Health Organization (WHO) di Stockholm pada 10 September 2003.

“Bertepatan dengan tanggal tersebut Pemerintah Gunungkidul membentuk satuan tugas penanggulangan bunuh diri di Gunungkidul yang bernama ‘Satgas Berani Hidup’,” kata Immawan seperti dikutip dari Antara, Senin (12/9/2016).

Sesuai dengan tujuan satgas tersebut untuk merespons realita sosial tentang relatif tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul.

Advertisement

Satgas tersebut, kata dia, terdiri atas wakil-wakil dari lembaga kedinasan (pemerintah) dan unsur masyarakat, baik kelembagaan maupun individual.

Ia menegaskan satgas tersebut akan membuat program tersetruktur, terorganisasi, dan terintegrasi untuk bersama sama mengatasi problematika sosial yang menjadi faktor risiko bunuh diri di Gunung Kidul.

Immawan mengatakan Satgas Berani Hidup menyatakan masyarakat Gunungkidul pada dasarnya memiliki etos kerja yang tinggi, guyub rukun, dan mempunyai tanggung jawab sosial yang luar biasa.

Advertisement

“Oleh sebab itu, kasus bunuh diri merupakan gambaran yang antagonis dari karakter masyarakat Gunungkidul secara umum. Realita ini harus disikapi dengan bijaksana. Kami tidak bisa mengabaikan begitu saja hanya dengan memegangi kredososial masyarakat Gunungkidul secara umum. Sebaliknya, kami harus berupaya menanggulangi, mengurangi bila dimungkinkan bisa meniadakan kasus bunuh diri,” katanya.

Harapannya dengan terbentuknya satgas tersebut, pemerintah bersama masyrakat dapat bergandeng tangan mengubah cara pandang, perilaku, dan pemikiran negatif menjadi lebih berpikir positif, optimistis, dan bersyukur dalam suka maupun duka.

Wakil Ketua Satgas Berani Hidup Ida rochmawati menambahkan data Polres Gunung Kidul telah terjadi 174 kasus bunuh diri dalam kurun waktu 2009-2015. Jika diambil rata-rata terjadi 25 kejadian bunuh diri per tahun.

“Dari grafik tersebut, dapat dilihat bahwa tren kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, lalu mengalami penurunan. Diperkirakan data yang tercatat merupakan fenomena puncak gunung es,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif