SOLOPOS.COM - Kapolres Gunungkidul AKBP Nugrah Trihadi (tengah) saat memaparkan rencana pemetaan rawan bunuh diri di Mapolres, Kamis (28/7/2016) (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Bunuh diri Gunungkidul coba diminimalkan dengan berbagai cara.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL  – Kepolisian Resor Gunungkidul konsen menekan angka gantung diri. Seluruh anggota Babhinkamtibmas di seluruh 144 desa ditugaskan untuk membuaat pemetaan daerah rawan gantung diri.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Data dari polres, hingga akhir Juli sudah ada 22 orang bunuh diri dengan cara gantung diri. Jumlah ini sedikit lagi menyamai angka bunuh diri di tahun lalu dengan 31 kasus.

Kepala Polres Gunungkidul AKBP Nugrah Trihadi mengaku khawatir dengan angka gantung diri. Tiga bulan memimpin polres, ia mengaku sudah menemukan delapan kasus bunuh diri.

Menurut dia, upaya ini harus dilakukan pencegahan sehingga angka tersebut bisa ditekan. Untuk itu, Nugrah memerintahkan seluruh anggota bhabinkamtibmas yang ada di 144 desa agar melakukan pemetaan. Diharapkan adanya pemetaan ini bisa dilakukan tindakan penceahan sehingga angka tersebut tidak terus bertambah.

“Banyak faktor yang membuat orang nekat bunuh diri, mulai dari faktor ekonomi, kesehatan atau karena depresi. Untuk itu, maping sangat penting untuk menekan angka tersebut,” kata Nugrah kepada wartawan, Kamis (28/7/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya