Jogja
Rabu, 16 September 2015 - 12:20 WIB

BUNUH DIRI KULONPROGO : Jelang Pernikahan, Pemuda Kroco Tewas Gantung Diri

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gantung diri (JIBI/Solopos/Dok)

Bunuh diri Kulonprogo dilakukan beberapa hari sebelum pernikahan.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang warga RT 20 RW 11 Dusun Kroco, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo ditemukan tewas akibat gantung diri di ruang tamu rumahnya, Selasa (15/9/2015) siang. Namun, petugas belum mengetahui secara pasti motif aksi nekat pemuda 22 tahun bernama Supriyono itu.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, sebelumnya Supriyono diminta mengantarkan sang ibu, Ngaminem, untuk menggilingkan gabah sebagai persiapan hajatan pernikahan Supriyono yang akan digelar dalam waktu dekat. Namun setibanya di tempat penggilingan, korban pamit pulang terlebih dahulu.

Sekitar 10 menit kemudian, Ngaminem juga memutuskan untuk pulang. Dia langsung syok menemukan anak tunggalnya sudah tak bernyawa. Korban gantung diri dengan menggunakan selendang yang sebelumnya dipakai Ngaminem untuk membawa gabah ke tempat penggilingan.

Advertisement

Sekitar 10 menit kemudian, Ngaminem juga memutuskan untuk pulang. Dia langsung syok menemukan anak tunggalnya sudah tak bernyawa. Korban gantung diri dengan menggunakan selendang yang sebelumnya dipakai Ngaminem untuk membawa gabah ke tempat penggilingan.

Berdasarkan hasil identifikasi, korban dinyatakan meninggal akibat kehabisan napas saat gantung diri. Tidak ditemukan tanda-tanda tindakan kekerasan yang bisa mengarah pada dugaan pembunuhan.

“Ada bekas jeratan di leher korban,” kata Kapolsek Pengasih, Kompol Mulyono.

Advertisement

“Kemungkinan yang bersangkutan tidak kuat menghadapi berbagai persoalan menjelang pernikahan,” ujar Mulyono.

Petugas tidak menemukan surat atau pesan kematian lainnya yang bisa diidentifikasi sebagai salah satu penyebab bunuh diri di tempat kejadian perkara. Ibu korban juga mengaku tidak pernah mendapatkan cerita maupun keluh kesah dari anaknya, termasuk saat korban berniat bunuh diri sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sedangsari, Sumbogo membenarkan jika korban sudah dua kali ingin bunuh diri. Dia bahkan pernah mengajak ibunya ke Pantai Bugel untuk menceburkan diri ke laut.

Advertisement

“Malam sebelum kejadian gantung diri, dia juga sempat mau njegur [mencebur] ke sumur tapi digagalkan ibunya,” ungkapnya saat dihubungi wartawan, Selasa siang.

Sumbogo lalu memaparkan, ada beberapa spekulasi terkait penyebab tindakan gantung diri yang ramai diperbincangkan warga di lingkungan sekitar. Selain tidak kuat menanggung beban pikiran soal persiapan jelang pernikahan, kabar lain menyebutkan adanya orang ketiga yang mendekati calon istrinya. Korban diduga merasa cemburu dan putus asa.

“Yang jelas bukan masalah ekonomi karena dia adalah anak tunggal dari keluarga yang lumayan berkecukupan,” tutur Sumbogo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif