Jogja
Senin, 3 Februari 2014 - 12:49 WIB

Bupati Kulonprogo Diminta Blusukan ke Kawasan Warga Penolak Bandara

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO – Humas Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono, meminta kepada Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo untuk terjun langsung melihat kondisi masyarakat. Terutama, kondisi warga penolak pembangunan Bandara Kulonprogo di Dukuh Kregon II, Desa Paliyan, Kecamatan Kulonprogo.

“Kalau sekarang kan populer dengan istilah blusukan, dan pak bupati harus melakukan itu,” katanya, baru-baru ini.

Advertisement

Martono berpendapat, hal ini sangat penting, karena selain mendekatkan diri kepada masyarakat, bupati juga bisa melihat secara langsung bagaimana kondisi masyarakat saat ini, terutama berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang telah diambil selama ini.

Dengan demikian, maka orang nomor satu di Kulonprogo itu akan mengetahui apakah kebijakan yang diambil sudah memberikan manfaat atau malahan kebijakan itu mendatangkan penderitaan bagi sebagian warga. Hal ini bisa diketahui jika pemimpin turun langsung melihat kondisi masyarakatnya.

“Ke depannya, kan ini juga penting. Langkah itu bisa menentukan kebijakan yang lebih tepat dan bermanfaat bagi rakyatnya, karena ia (bupati) melihat kondisi nyata di lapangan” ujar dia.

Advertisement

Diakuinya, meski pihaknya menolak kebijakan pemerintah berkaitan dengan pembangunan bandara, namun secara terbuka ia mengaku membuka diri untuk melakukan diskusi. Tapi, syaratnya bupati harus turun langsung dan tidak diwakili oleh orang lain.

“Meski kami menolak, tapi kami membuka diri untuk melakukan diskusi. Adapun syaratnya, bupati harus terjun langsung,” katanya.

Langkah ini penting, lanjut dia, adanya diskusi diharapkan bisa menghasilkan jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak. Jangan sampai, pemerintah terkesan memaksakan kehendak tanpa melihat dan mendengarkan aspirasi warga di sekitar area yang rencananya akan dibangun bandara. “Sampai sekarang bupati belum pernah datang melihat warga penolak,” ungkapnya. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif